Kabar Buruk di Tengah Kesenangan **
Udara sejuk ruangan wakil direktur utama RS Nat'io Hospitals terasa hampa bagi Ria. Senyum tipis yang menghiasi wajahnya seketika sirna saat ponselnya berdering. Nama "Shani" tertera di layar, dan sebuah firasat buruk mulai merayap di hatinya. "Ria, Shani kecelakaan kecil di theater. Dia lagi latihan, tiba-tiba jatuh dari panggung," suara panik di seberang sana membuat Ria tersentak. Seketika, rasa khawatir menguasai dirinya. Shani, sang kakak, yang selalu ceria dan penuh semangat, kini terbaring lemah di theater JKT48. Tanpa pikir panjang, Ria bergegas meninggalkan ruangan. Langkah kakinya terasa berat, pikirannya dipenuhi bayangan Shani yang terluka. Perjalanan menuju theater JKT48 terasa begitu lama. Setiap detik terasa seperti berabad-abad. Sesampainya di theater, Ria langsung disambut oleh para staf yang panik. Mereka menunjuk ke arah belakang panggung, tempat Shani terbaring di atas sofa. Ria berlari menghampiri sang kakak, hatinya berdebar kencang. "Shani, kamu kenapa?" tanya Ria dengan suara bergetar. Shani membuka matanya perlahan, wajahnya pucat pasi. "Kakinya terkilir, Ria," jawab Shani dengan suara lirih. Ria menghela napas lega. Syukurlah, kecelakaan itu tidak terlalu serius. Namun, rasa khawatir masih menghantui dirinya. Shani adalah tulang punggung keluarga, dan Ria tidak ingin melihatnya terluka. "Tenang, Shani. Aku akan menemani kamu," ujar Ria sambil mengelus lembut rambut sang kakak. Di tengah kesedihan dan kekhawatiran, Ria merasakan kekuatan baru. Dia harus menjadi kuat untuk Shani, untuk keluarganya. Dia harus menjadi sandaran bagi sang kakak yang sedang terpuruk. Catatan:** Cerita ini menggambarkan bagaimana Ria, seorang wanita karir, harus menghadapi situasi sulit saat sang kakak mengalami kecelakaan. Meskipun rasa khawatir dan ketakutan menguasai dirinya, Ria tetap tegar dan berusaha menjadi sumber kekuatan bagi Shani. Kisah ini menunjukkan bahwa kasih sayang dan dukungan keluarga sangat penting dalam menghadapi masa-masa sulit.