Perundingan Antara Jepang dan Belanda di Kalijati pada Maret 1942
Pada Maret 1942, Indonesia berada di bawah kekuasaan Jepang setelah serangkaian pertempuran yang memaksa Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) untuk melakukan gencatan senjata. Situasi ini memaksa Mayor Jenderal JJ Pesman, seorang perwira Belanda, untuk mengirimkan utusan ke Lembang guna melakukan perundingan dengan pihak Jepang. Pada tanggal 8 Maret 1942, Jenderal Imamura, panglima Tentara Jepang, mengusulkan agar perundingan dilakukan bersama dengan Gubernur Jenderal ITjardavan Starkenborgh Stachouwer di Kalijati, Subang. Namun, Letnan Jenderal Ter Poorten, seorang perwira Belanda, menyarankan Gubernur Jenderal Tjarda untuk menolak usulan tersebut. Hal ini membuat Jenderal Imamura marah dan mengancam akan menghancurkan Bandung dengan bom jika pada pukul 10.00 pagi pada tanggal 8 Maret 1942, para petinggi Belanda belum datang ke Kalijati. Dalam situasi yang semakin mengkhawatirkan, Letnan Jenderal Ter Poorten dan Gubernur Jenderal Tjarda memerintahkan Mayjen JJ Pesman untuk segera menghubungi Komandan Tentara Jepang guna melakukan perundingan. Namun, utusan dari pihak Belanda ditolak oleh Panglima Jenderal Imamura. Sang Jenderal hanya ingin berbicara secara langsung dengan Panglima Tentara Belanda atau Gubernur Jenderal. Dari transkrip percakapan perundingan antara Jenderal Imamura, Gubernur Jenderal Tjarda, dan Letnan Jenderal Ter Poorten, dapat dipahami bahwa pihak Belanda sebenarnya menolak untuk menyerahkan kekuasaannya di Jawa dan seluruh Nusantara dengan alasan bahwa wewenang penuh ada di tangan Ratu Wilhelmina. Namun, Jenderal Imamura dengan tegas menyatakan bahwa ia hanya menginginkan penyerahan kekuasaan secara langsung dari Panglima Tentara Belanda atau Gubernur Jenderal. Dalam perundingan ini, terlihat jelas bahwa Jepang memiliki kekuatan militer yang lebih besar dan pihak Belanda tidak memiliki pilihan selain menyerah. Peristiwa ini menjadi titik balik dalam sejarah Indonesia, di mana kekuasaan kolonial Belanda digantikan oleh kekuasaan Jepang.