Kasih Sayang Kakak dan Hangatnya Pelukan Ibu **
** Senja menyapa mansion keluarga Natio dengan lembut. Ria, si bungsu, terisak di kamarnya. Tangisnya pilu, memanggil nama Shani, sang kakak tertua. Gracia dan Feni, kakak kedua dan ketiga, mendengar tangisan Ria yang tak kunjung berhenti. Keduanya bergegas menaiki tangga menuju kamar Ria. "Ria, sayang, kenapa menangis?" tanya Gracia lembut, memeluk adiknya. "Aku kangen Mama," jawab Ria, suaranya terisak. Feni ikut memeluk Ria, "Mama pasti kangen Ria juga, sayang. Tapi Mama sedang sibuk bekerja." Tangisan Ria tak kunjung reda. Gracia dan Feni semakin khawatir. Mereka memutuskan untuk membawa Ria ke theater JKT48. Indah, salah satu member JKT48, dipanggil untuk memanggil Shani yang sedang latihan. Shani tiba dengan wajah penuh kelegaan. Ia langsung memeluk Ria erat. "Ria, sayang, kenapa menangis?" tanya Shani lembut. Ria semakin erat memeluk Shani. Tangisnya semakin keras. Shani merasakan tubuh Ria panas dan berkeringat dingin. Ia tahu Ria sedang demam. "Ria, lihat mata kakak," bisik Shani, memejamkan matanya. Ria menatap mata Shani. Seolah-olah ia melihat sosok Mama di sana. Perlahan, tangis Ria mereda. Olla, Adel, dan Zee, tiga member JKT48 lainnya, melihat Ria. Mereka mengajak Ria bermain bersama. Ria pun ceria kembali. Malam harinya, Ria duduk di ruang keluarga bersama sang Ayah, Argantara. Ia menonton film kesukaannya, ditemani kasih sayang keluarga. Ria merasa hangat dan aman. Ia tahu, meskipun Mama tak ada di sisinya, ia selalu dilindungi dan dicintai oleh keluarga tercintanya.