Pertempuran Tiga Ratu **
** Udara berdesir dengan angin dingin yang menusuk tulang. Di tengah padang rumput luas yang terhampar di bawah langit senja, tiga pasukan besar berhadapan. Di satu sisi, pasukan kerajaan cahaya dipimpin oleh Ratu Jinan, bersinar dengan baju zirah putih berkilauan dan pedang yang memancarkan cahaya suci. Di sisi lainnya, pasukan kerajaan kegelapan, dipimpin oleh Ratu Shani, berjubah hitam pekat dan memegang tombak yang meneteskan racun mematikan. Di tengah-tengah mereka, pasukan kerajaan hutan, dipimpin oleh Ratu Gracia, berpakaian hijau lumut dan bersenjatakan busur dan anak panah yang terbuat dari kayu ajaib. Pertempuran dimulai dengan gemuruh yang menggelegar. Pasukan merak Ratu Jinan, dengan sayap-sayap yang berkilauan seperti berlian, menerjang pasukan Ratu Shani. Pertempuran sengit terjadi, pedang beradu dengan tombak, cahaya suci berbenturan dengan kegelapan. Di tengah kekacauan, Ratu Jinan dan Ratu Shani berhadapan. Mata mereka saling berkilat, penuh amarah dan kebencian. Ratu Gracia, dengan pasukannya yang lincah dan terampil, menyerang dari sisi. Anak panah-anak panah yang dilepaskan dari busurnya menghantam pasukan Ratu Jinan dan Ratu Shani, membuat mereka terhuyung. Ratu Gracia, dengan kecerdasan dan strategi yang brilian, berhasil mengendalikan medan perang, memaksa kedua ratu untuk berhadapan dengannya. Pertempuran mencapai puncaknya ketika ketiga ratu berhadapan. Ratu Jinan, dengan kekuatan cahaya suci, mencoba menghancurkan Ratu Shani. Ratu Shani, dengan racun mematikan, berusaha melumpuhkan Ratu Jinan. Ratu Gracia, dengan kecerdasan dan strategi yang brilian, mencoba memanfaatkan kelemahan kedua ratu. Pertempuran berlangsung sengit, penuh dengan ketegangan dan bahaya. Ketiga ratu, dengan kekuatan dan kecakapan mereka, saling beradu kekuatan. Namun, di tengah pertempuran yang sengit, sebuah pertanyaan muncul: mengapa mereka harus bertempur? Apakah pertempuran ini benar-benar diperlukan? Apakah tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan konflik mereka? Di tengah kekacauan, Ratu Jinan, Ratu Shani, dan Ratu Gracia, melihat ke dalam hati mereka. Mereka menyadari bahwa pertempuran ini tidak akan membawa mereka pada kemenangan, hanya pada kehancuran. Mereka menyadari bahwa mereka harus menemukan jalan lain, jalan damai, untuk menyelesaikan konflik mereka. Dengan berat hati, ketiga ratu menghentikan pertempuran. Mereka berjanji untuk mencari solusi damai, untuk bekerja sama demi kebaikan semua makhluk hidup. Pertempuran tiga ratu berakhir, bukan dengan kemenangan, tetapi dengan harapan baru untuk masa depan yang lebih baik.