Tawasul: Antara Tradisi, Keyakinan, dan Kontroversi
Tawasul, sebuah konsep dalam Islam yang merujuk pada praktek berdoa atau memohon kepada Allah melalui perantaraan, telah menjadi topik yang sering diperdebatkan dan menjadi sumber kontroversi di kalangan umat Islam. Meskipun tawasul telah lama menjadi bagian dari tradisi spiritual Islam dan dipraktekkan oleh banyak umat Islam di seluruh dunia, namun ada juga sebagian umat Islam yang menentang praktek ini dan menganggapnya sebagai bentuk syirik, atau penyekutuan terhadap Allah. Dalam esai ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang apa itu tawasul, mengapa ia menjadi kontroversial, pandangan ulama tentang tawasul, dasar hukum tawasul dalam Islam, dan bagaimana cara melakukan tawasul yang benar menurut Islam.
Apa itu tawasul dalam Islam?
Tawasul dalam Islam adalah suatu praktek di mana seseorang berdoa atau memohon kepada Allah melalui perantaraan atau wasilah. Wasilah ini bisa berupa orang yang dianggap suci, seperti Nabi atau Wali, atau bisa juga berupa amal baik dan kebajikan. Tawasul adalah bagian dari tradisi spiritual Islam yang telah lama ada dan dipraktekkan oleh banyak umat Islam di seluruh dunia.
Mengapa tawasul menjadi kontroversial?
Tawasul menjadi kontroversial karena beberapa kelompok dalam Islam berpendapat bahwa praktek ini bertentangan dengan konsep tauhid, yaitu kepercayaan dalam keesaan Allah. Mereka berpendapat bahwa berdoa atau memohon melalui perantaraan adalah bentuk syirik, atau penyekutuan terhadap Allah. Namun, pendapat ini tidak disepakati oleh semua umat Islam, dan banyak yang berpendapat bahwa tawasul adalah cara yang sah dan diterima dalam berdoa.
Bagaimana pandangan ulama tentang tawasul?
Pandangan ulama tentang tawasul beragam, tergantung pada mazhab dan tradisi yang mereka ikuti. Beberapa ulama, terutama dari mazhab Sunni, menganggap tawasul sebagai praktek yang diperbolehkan dan memiliki dasar dalam Al-Qur'an dan Hadits. Namun, ada juga ulama, terutama dari kalangan Salafi dan Wahabi, yang menentang praktek ini dan menganggapnya sebagai bentuk syirik.
Apa dasar hukum tawasul dalam Islam?
Dasar hukum tawasul dalam Islam dapat ditemukan dalam beberapa ayat Al-Qur'an dan Hadits. Salah satu ayat yang sering dikutip adalah Surah Al-Maidah ayat 35, yang berbunyi: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya..." Selain itu, ada juga beberapa Hadits yang menceritakan tentang praktek tawasul oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya.
Bagaimana cara melakukan tawasul yang benar menurut Islam?
Cara melakukan tawasul yang benar menurut Islam adalah dengan memohon kepada Allah melalui perantaraan yang sah, seperti Nabi, Wali, atau amal baik. Dalam berdoa, seseorang harus tetap menyadari bahwa yang memberikan pertolongan dan mengabulkan doa hanyalah Allah, dan perantaraan hanyalah sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Selain itu, tawasul harus dilakukan dengan penuh keikhlasan dan keyakinan.
Tawasul, meskipun menjadi sumber kontroversi, tetap menjadi bagian penting dari tradisi spiritual Islam. Pandangan tentang tawasul beragam, tergantung pada mazhab dan tradisi yang diikuti oleh masing-masing umat Islam. Meski demikian, penting untuk diingat bahwa dalam berdoa dan memohon kepada Allah, yang terpenting adalah keikhlasan dan keyakinan kita. Sebagai umat Islam, kita harus selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya dalam segala hal, baik melalui tawasul atau cara lainnya.