Pemanenan Kopi: Proses dan Hasil yang Diharapkan
Pemanenan kopi adalah tahap penting dalam siklus pertumbuhan tanaman kopi. Buah kopi yang sudah matang umumnya memiliki warna kuning kemerahan hingga merah tua. Namun, ada juga buah yang belum cukup matang tetapi terserang hama bubuk buah kopi. Buah kopi yang terserang bubuk ini bisa mengering di tangkai atau luruh ke tanah. Buah kopi yang kering dipetik dan yang luruh di tanah dipungut secara terpisah dari buah yang matang dan dinamakan pungutan "lelesan". Pada akhir masa panen, ada juga panen "rampasan" atau "racutan" yang dilakukan untuk memetik semua buah yang tertinggal di pohon sampai habis, termasuk yang masih muda. Pemetikan buah kopi dilakukan secara manual. Untuk memperoleh hasil yang berkualitas, buah kopi harus dipetik setelah benar-benar matang. Waktu pertumbuhan buah kopi dari kuncup bunga hingga matang adalah sekitar 8-11 bulan untuk kopi robusta dan 6-8 bulan untuk kopi arabika. Beberapa jenis kopi seperti kopi liberika dan kopi yang ditanam di daerah basah dapat menghasilkan buah sepanjang tahun, sehingga pemanenan bisa dilakukan sepanjang tahun. Namun, kopi robusta yang ditanam di daerah kering biasanya menghasilkan buah pada musim tertentu, sehingga pemanenan juga dilakukan secara musiman. Musim panen biasanya terjadi mulai bulan Mei/Juni dan berakhir pada bulan Agustus/September. Hasil pemanenan kopi dapat bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan kondisi perkebunan. Diperkirakan hasil pemanenan perkebunan besar dapat mencapai 1000 kg per hektar per tahun, sedangkan tanaman kopi robusta rakyat hanya mencapai 500 kg dan tanaman kopi arabika rakyat 200 kg per hektar per tahun. Pemanenan kopi adalah proses yang membutuhkan ketelitian dan keahlian. Dengan memahami waktu yang tepat untuk memetik buah kopi yang matang, petani kopi dapat menghasilkan kopi berkualitas tinggi yang memenuhi harapan pasar.