Surau Tua: Sebuah Cerita tentang Kehilangan dan Penyelamatan **
Abstraksi: Kisah ini bermula dengan gambaran surau tua di kampung halaman, sebuah tempat yang dulunya menjadi pusat ibadah dan ketenangan. Namun, seiring berjalannya waktu, surau itu mengalami kemunduran dan kehilangan fungsinya. Orientasi: Surau itu dulunya dijaga oleh seorang kakek yang penuh dengan ketaatan dan khusyuk dalam beribadah. Keberadaannya menjadi simbol ketenangan dan spiritualitas bagi warga sekitar. Komplikasi: Seiring waktu, surau tua itu mulai terbengkalai. Anak-anak menjadikan surau sebagai tempat bermain, dan warga sekitar menggunakannya sebagai tempat penyimpanan kayu bakar. Keindahan dan fungsi surau sebagai tempat ibadah terlupakan. Evaluasi: Keadaan surau yang memprihatinkan ini menimbulkan keprihatinan dan kemarahan dari kakek penjaga surau. Ia merasa sedih melihat tempat suci itu diabaikan dan disia-siakan. Resolusi: Kakek penjaga surau akhirnya meninggal dunia. Sebelum meninggal, ia meninggalkan pesan agar dibelikan kain kafan. Pesan ini menjadi titik balik bagi warga sekitar untuk menyadari kesalahan mereka dan kembali menghormati surau tua tersebut. Koda: Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga dan merawat tempat-tempat suci. Surau tua bukan hanya bangunan, tetapi juga simbol spiritualitas dan nilai-nilai luhur yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Penutup:** Kisah surau tua ini mengingatkan kita bahwa setiap tempat memiliki sejarah dan nilai yang perlu dihormati. Melalui kisah ini, kita diajak untuk merenungkan tanggung jawab kita dalam menjaga warisan budaya dan spiritualitas yang telah diwariskan oleh generasi sebelumnya.