Skala Likert vs Skala Guttman: Mana yang Lebih Tepat untuk Mengukur Sikap?
Dalam dunia penelitian, pengukuran sikap sering menjadi bagian penting dari proses. Dua metode yang sering digunakan untuk tujuan ini adalah skala Likert dan skala Guttman. Kedua skala ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pemilihan antara keduanya sering tergantung pada tujuan penelitian dan jenis data yang ingin dikumpulkan.
Apa itu skala Likert dan skala Guttman?
Skala Likert dan skala Guttman adalah dua metode yang sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur sikap atau opini responden. Skala Likert, yang dikembangkan oleh psikolog Rensis Likert, adalah metode yang meminta responden untuk menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap pernyataan tertentu. Biasanya, skala ini berkisar dari "sangat setuju" hingga "sangat tidak setuju". Di sisi lain, skala Guttman, yang dinamai menurut Louis Guttman, adalah metode yang meminta responden untuk menyetujui atau menolak serangkaian pernyataan yang disusun dalam urutan tertentu, biasanya dari yang paling umum hingga yang paling spesifik.
Bagaimana cara kerja skala Likert dan skala Guttman?
Skala Likert dan skala Guttman bekerja dengan cara yang berbeda. Skala Likert memungkinkan responden untuk mengekspresikan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap pernyataan tertentu, memberikan peneliti gambaran yang lebih nuansa tentang sikap responden. Di sisi lain, skala Guttman meminta responden untuk menyetujui atau menolak serangkaian pernyataan yang disusun dalam urutan tertentu. Jika responden menyetujui pernyataan tertentu, diharapkan mereka juga akan menyetujui semua pernyataan yang sebelumnya dalam urutan tersebut.
Apa kelebihan dan kekurangan skala Likert dan skala Guttman?
Skala Likert dan skala Guttman memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan skala Likert adalah fleksibilitasnya; responden dapat mengekspresikan berbagai tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan, memberikan peneliti gambaran yang lebih nuansa tentang sikap mereka. Namun, skala ini bisa menjadi subjektif dan bisa sulit untuk menginterpretasikan hasilnya. Di sisi lain, skala Guttman lebih objektif dan mudah diinterpretasikan, tetapi kurang fleksibel dan mungkin tidak menangkap semua nuansa sikap responden.
Kapan sebaiknya menggunakan skala Likert dan skala Guttman?
Pilihan antara skala Likert dan skala Guttman sebagian besar tergantung pada tujuan penelitian dan jenis data yang ingin dikumpulkan. Skala Likert biasanya lebih cocok untuk penelitian yang ingin menangkap berbagai nuansa sikap responden, sementara skala Guttman lebih cocok untuk penelitian yang mencari jawaban yang lebih hitam dan putih dan lebih mudah diinterpretasikan.
Apakah skala Likert lebih baik daripada skala Guttman, atau sebaliknya?
Tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan ini, karena skala Likert dan skala Guttman memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan cocok untuk situasi yang berbeda. Skala Likert mungkin lebih baik untuk penelitian yang mencari gambaran yang lebih nuansa tentang sikap responden, sementara skala Guttman mungkin lebih baik untuk penelitian yang mencari jawaban yang lebih hitam dan putih dan lebih mudah diinterpretasikan.
Secara keseluruhan, baik skala Likert maupun skala Guttman memiliki peran mereka masing-masing dalam penelitian. Skala Likert, dengan fleksibilitasnya, memungkinkan peneliti untuk menangkap berbagai nuansa sikap responden, sementara skala Guttman, dengan objektivitasnya, memberikan jawaban yang lebih hitam dan putih dan lebih mudah diinterpretasikan. Pilihan antara keduanya harus didasarkan pada tujuan penelitian dan jenis data yang ingin dikumpulkan.