Perburuan Argantara **
Udara pagi di markas besar Defensor terasa dingin. Ria, dengan lembut mengantar Shani, Gracia, dan Feni ke meja makan. Ketiga kakak perempuannya itu masih terlihat lemas, bekas luka di tubuh mereka mengingatkan Ria akan kekejaman Argantara. Veranda, sang ibu, duduk di kepala meja, matanya tajam menatap ketiga anaknya. "Kalian harus kuat," bisiknya, suaranya bergetar menahan emosi. "Argantara harus mempertanggungjawabkan perbuatannya." Ria mengangguk, matanya berkaca-kaca. Dia ingat bagaimana Argantara, musuh bebuyutan ayahnya, telah menyerang mereka dengan kejam. Dia ingat bagaimana ayahnya, sang pemimpin Defensor, terluka parah dalam pertempuran itu. "Lia dan Rafel sudah menemukan jejak Argantara," kata Veranda, suaranya kembali tegas. "Dia berada di Singapura. Kita akan memburu dan menghukumnya." Ria merasakan amarah membara di dadanya. Dia berjanji pada dirinya sendiri, dia akan membantu ibunya memburu Argantara dan membalas dendam atas apa yang telah dilakukannya. "Kita akan menemukannya, Ibu," kata Ria, suaranya bergetar. "Kita akan membawanya kembali ke sini, dan dia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya." Veranda tersenyum tipis, matanya berkilauan dengan tekad. "Ya, Ria. Kita akan membawanya kembali." Catatan:** Cerita ini berfokus pada upaya Ria dan Veranda untuk memburu Argantara, musuh bebuyutan mereka. Fokusnya adalah pada tekad dan semangat mereka untuk membalas dendam atas apa yang telah dilakukan Argantara.