Reaksi Disproporsionasi Iodin dalam Larutan Bas
Reaksi disproporsionasi iodin terjadi pada pH yang cukup tinggi, di mana terjadi reaksi antara dua molekul air dan dua molekul hidrogen menjadi dua molekul asam peroksida, dua ion iodin, dan dua ion hidrogen. Reaksi ini dapat direpresentasikan sebagai berikut: \[2 \mathrm{H}_{2}+2 \mathrm{H}_{2} \mathrm{O} \longleftrightarrow 2 \mathrm{HOO}+2 \mathrm{I}^{+}+2 \mathrm{H}^{*}\] Namun, ketika larutan iodin ditambahkan dengan natrium bikarbonat (NaHCO3), pH larutan menjadi 7-8, yang berarti larutan menjadi sedikit basa. Hal ini menyebabkan kemampuan oksidasi iodin menjadi terbatas, sehingga tidak semua zat atau analit dapat dianalisis dengan menggunakan titrasi iodometri langsung. Meskipun demikian, titrasi iodometri langsung memiliki beberapa aplikasi yang penting. Beberapa contoh aplikasi titrasi iodometri langsung antara lain: a. Analisis vitamin C: Vitamin C dapat dianalisis dengan menggunakan titrasi iodometri langsung karena kemampuannya untuk mengoksidasi dan mengikat iodin. b. Penentuan bilangan iodin dalam minyak dan lemak: Titrasi iodometri langsung dapat digunakan untuk menentukan jumlah iodin dalam minyak dan lemak. c. Penentuan arsen: Arsen dapat ditentukan dengan menggunakan titrasi iodometri langsung dengan reaksi berikut: \[\mathrm{H}_{2} \mathrm{ASO}_{3}+\mathrm{l}_{2}+\mathrm{H}_{2} \mathrm{O} \longrightarrow \mathrm{H}_{3} \mathrm{AsO}_{4}+2 \mathrm{H}^{*}+2 \mathrm{I}\] d. Penentuan timah: Titrasi iodometri langsung juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah timah dalam suatu sampel dengan reaksi berikut: \[\mathrm{Sn}^{2+}+1_{2} \longleftrightarrow \mathrm{Sn}^{4+}+2 \mathrm{I}\] e. Penentuan sulfur dioksida (SO2): Titrasi iodometri langsung dapat digunakan untuk menentukan jumlah sulfur dioksida dalam suatu sampel dengan reaksi berikut: \[\mathrm{SO}_{3}^{2-}+2 \mathrm{I}_{2}+\mathrm{H}_{2} \mathrm{O} \longrightarrow \mathrm{SO}_{4}^{2-}+2 \mathrm{H}^{+}+2 \mathrm{I}^{-}\] Selain itu, titrasi iodometri langsung juga dapat digunakan untuk menentukan perentuan Fe(CN)6^3- dan permanganometri dengan menggunakan permanganat sebagai zat pengoksidasi. Dalam kesimpulan, reaksi disproporsionasi iodin dalam larutan basa memiliki berbagai aplikasi penting dalam analisis kimia. Meskipun terdapat batasan dalam penggunaan titrasi iodometri langsung, metode ini tetap menjadi salah satu metode analisis yang penting dan berguna dalam berbagai bidang.