Sejarah dan Dampak Kesehatan Hookah
Hookah, juga dikenal sebagai narghile, arghila, qalyan, atau shisha, adalah peralatan yang telah digunakan selama ribuan tahun untuk menghirup asap hasil pembakaran herbal atau bijian. Asal-usulnya dapat ditelusuri kembali ke orang Mesir Kuno, yang meletakkan biji-bijian atau dedaunan di atas batu yang sangat panas. Mereka duduk mengelilingi batu tersebut dan menghirup asap yang dihasilkan oleh pembakaran tersebut. Di India, praktik menghirup asap telah ada selama satu abad yang lalu, dan 500 tahun kemudian, Turki mulai mengadopsi shisha sebagai bagian dari gaya hidup kelas menengah. Meskipun hookah telah ada selama ribuan tahun, dampak kesehatannya baru-baru ini menjadi keprihatinan medis. Sejak tahun 1927, Joseph Robinson meneliti kemungkinan hadirnya hookah listrik yang dapat memberikan aroma dan rasa tanpa risiko kanker paru-paru. Ketika Joseph mampu membuat alat listrik hookah pada tahun 1930, gagasan tersebut tidak disambut oleh masyarakat luas. Masyarakat masih terus merokok tanpa memperhatikan kesehatan mereka. Dampak kesehatan dari merokok hookah telah menjadi masalah yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Asap dari hookah mengandung jumlah zat berbahaya yang sama dengan 100 rokok tembakau, dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker paru-paru, penyakit jantung, dan masalah pernapasan lainnya. Selain itu, hookah juga dapat menjadi sarana penulisan, dengan beberapa orang menggunakannya sebagai cara untuk menghindari merokok tembakau. Namun, penting untuk diingat bahwa hookah masih mengandung risiko kesehatan, dan harus digunakan dengan hati-hati. Sebagai kesimpulan, hookah telah ada selama ribuan tahun dan telah menjadi bagian dari beberapa budaya selama berabad-abad. Namun, dampak kesehatannya baru-baru ini menjadi keprihatinan medis, dan penting untuk menggunakannya dengan hati-hati. Jika Anda ingin menghindari merokok tembakau, ada opsi lain yang lebih aman dan sehat yang tersedia.