Perjuangan PKI Madiun 1948: Studi Kasus Revolusi Fisik di Indonesi
Pada tahun 1947, perubahan strategi dalam gerakan komunis internasional dipimpin oleh Stalin. Strategi baru ini melibatkan pembagian dunia menjadi dua blok, blok kapitalis yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan blok komunis di bawah pimpinan Uni Soviet (Poesponegoro, dkk. 2011:240). Untuk mengimplementasikan strategi ini, Biro Informasi Homunis, yang lebih dikenal sebagai Cominform (Communist Information Bureau), didirikan pada tanggal 22 September 1947 di Warsawa. Perubahan strategi ini berdampak pada partai-partai politik komunis di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pengaruh ini terlihat selama masa pemerintahan Perdana Menteri Amir Syarifuddin, yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Amir Syarifuddin merancang konsep tentara yang meniru model Tentara Merah Uni Soviet sebagai bagian dari implementasi strategi baru tersebut. Meskipun konsep ini diajukan kepada Jenderal Soedirman dan Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo, usulan tersebut ditolak karena tidak sesuai dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Namun, Amir Syarifuddin melanjutkan rencananya dengan mendirikan Pendidikan Politik Tentara, sebuah lembaga yang memberikan pendidikan politik mirip dengan yang ada di negara-negara komunis. Perjuangan juga terjadi di kalangan anggota TNI. Tokoh-tokoh utama dalam gerakan ini termasuk Ir Sakirman dan Djoko Sujono. Pada tahun 1947, Presiden Sukarno mengambil keputusan untuk menggabungkan kelompok-kelompok laskar menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Meskipun langkah ini menghambat perjuangan internal, itu juga menandai awal dari era baru bagi TNI. PKI Madiun 1948 adalah studi kasus yang menunjukkan bagaimana perubahan strategi komunis internasional mempengaruhi partai-partai politik komunis di Indonesia. Perjuangan internal dan perubahan struktural TNI adalah hasil langsung dari perubahan strategi ini. Studi ini menyoroti pentingnya pemahaman yang mendalam tentang perjuangan dan perubahan politik di Indonesia selama periode ini.