Membongkar Rahasia Dua Buku Terkenal di Masa Kejayaan Majapahit: Sebuah Analisis Literatur
Masa kejayaan Majapahit, sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia, tidak hanya meninggalkan jejak arsitektur megah dan sistem pemerintahan yang kompleks, tetapi juga warisan sastra yang kaya. Dua karya sastra yang menonjol dari era ini adalah Nagarakertagama dan Pararaton, keduanya memberikan wawasan tak ternilai tentang kehidupan sosial, politik, dan budaya Majapahit.
Menyelami Kedalaman Nagarakertagama: Sebuah Puisi Naratif Klasik Jawa Kuno
Nagarakertagama, yang juga dikenal sebagai Desawarnana, adalah sebuah kakawin Jawa Kuno yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Karya sastra ini, yang berarti "deskripsi negara," adalah sebuah puisi naratif panjang yang menggambarkan perjalanan Raja Hayam Wuruk, penguasa keempat Majapahit, melintasi wilayah kekuasaannya.
Nagarakertagama memberikan gambaran detail tentang kemegahan istana Majapahit, kemakmuran rakyatnya, dan luasnya wilayah kekuasaannya. Deskripsi rinci tentang upacara keagamaan, sistem pemerintahan, dan kehidupan sehari-hari di Majapahit menjadikan Nagarakertagama sumber informasi penting untuk memahami kehidupan di bawah pemerintahan Hayam Wuruk.
Mengungkap Misteri Pararaton: Kronik Raja-raja Jawa
Berbeda dengan Nagarakertagama yang puitis, Pararaton adalah sebuah kronik prosa yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno. Karya sastra ini, yang berarti "Kitab Raja-raja," mencatat silsilah raja-raja Singhasari dan Majapahit, dimulai dari Ken Arok hingga Hayam Wuruk.
Pararaton dikenal dengan gaya bahasanya yang lugas dan terkadang penuh teka-teki. Karya sastra ini sarat dengan intrik politik, perebutan kekuasaan, dan kisah-kisah heroik. Meskipun Pararaton memberikan informasi berharga tentang sejarah dinasti Majapahit, namun beberapa bagiannya masih diperdebatkan keakuratannya oleh para sejarawan.
Membandingkan Dua Sudut Pandang: Nagarakertagama dan Pararaton
Nagarakertagama dan Pararaton, meskipun berbeda dalam gaya dan fokus, saling melengkapi dalam memberikan gambaran komprehensif tentang Majapahit. Nagarakertagama, dengan pendekatan puitisnya, menggambarkan kemegahan dan kejayaan Majapahit di bawah Hayam Wuruk.
Di sisi lain, Pararaton, dengan gaya penulisan kroniknya, menyajikan perspektif yang lebih luas tentang sejarah dinasti Majapahit, termasuk intrik politik dan perebutan kekuasaan yang mewarnai perjalanan kerajaan tersebut.
Kesimpulan
Nagarakertagama dan Pararaton adalah dua karya sastra penting yang memberikan jendela untuk mengintip ke dalam kejayaan dan kompleksitas Majapahit. Melalui analisis kedua karya sastra ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan sosial, politik, dan budaya salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia.