Analisis Arus Kas dan Saldo Kas pada Akhir Periode
Dalam artikel ini, kita akan menganalisis arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan untuk menentukan saldo kas pada akhir periode. Kita akan menggunakan contoh kas awal sebesar Rp50 juta, dengan arus kas dari aktivitas operasi sebesar Rp25 juta, arus kas dari aktivitas investasi sebesar -Rp15 juta, dan arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar -Rp10 juta. Pertama-tama, mari kita hitung total arus kas dari ketiga aktivitas tersebut. Arus kas dari aktivitas operasi adalah Rp25 juta, arus kas dari aktivitas investasi adalah -Rp15 juta, dan arus kas dari aktivitas pendanaan adalah -Rp10 juta. Jumlahkan ketiga angka tersebut untuk mendapatkan total arus kas. Total arus kas = Rp25 juta + (-Rp15 juta) + (-Rp10 juta) Total arus kas = Rp0 juta Dari perhitungan di atas, kita dapat melihat bahwa total arus kas adalah Rp0 juta. Ini berarti bahwa tidak ada perubahan dalam saldo kas pada akhir periode. Oleh karena itu, saldo kas pada akhir periode tetap sama dengan saldo awal kas, yaitu Rp50 juta. Jadi, jawaban yang benar adalah Rp50 juta. Saldo kas pada akhir periode tetap Rp50 juta. Dalam contoh ini, kita juga harus memperhatikan bahwa ada pengeluaran tambahan sebesar Rp60 juta untuk pembelian inventaris. Namun, pengeluaran ini tidak termasuk dalam arus kas dari aktivitas investasi. Oleh karena itu, pengeluaran ini tidak mempengaruhi saldo kas pada akhir periode. Dalam analisis arus kas dan saldo kas, penting untuk memahami sumber dan penggunaan kas secara rinci. Dengan pemahaman yang baik tentang arus kas, kita dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola keuangan perusahaan. Dalam kesimpulan, saldo kas pada akhir periode adalah Rp50 juta. Meskipun ada pengeluaran tambahan untuk pembelian inventaris, pengeluaran ini tidak mempengaruhi saldo kas pada akhir periode. Penting untuk memahami arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan untuk mengelola keuangan perusahaan dengan baik.