Konsep Teori Anomie Merton dalam Konteks Tawuran
Teori kriminologi Robert K. Merton mengembangkan konsep anomie, yang terjadi ketika terdapat kesenjangan antara tujuan-tujuan masyarakat dengan cara-cara yang sah untuk mencapainya. Dalam kondisi anomie, individu atau kelompok cenderung menggunakan cara-cara menyimpang untuk mencapai tujuan mereka.
Merton mengidentifikasi lima tipe adaptasi individu terhadap kondisi anomie, termasuk konformitas, inovasi, ritualisme, penarikan diri, dan pemberontakan. Menurutnya, tindakan kriminal seperti tawuran dapat dipahami sebagai bentuk adaptasi inovatif di mana individu menerima tujuan-tujuan penting tetapi menggunakan cara-cara menyimpang.
Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanganan tindakan kriminal harus memperhatikan faktor-faktor struktural yang menciptakan kondisi anomie. Hal ini meliputi kesenjangan ekonomi dan akses terhadap sarana pencapaian tujuan yang sah serta penguatan institusi-institusi sosial.
Dengan pemahaman akan teori anomie Merton ini kita dapat melihat fenomena tawuran sebagai suatu bentuk adaptasi inovatif terhadap keadaan tanpa norma tersebut.