Uraian Senyawa sebagai Asam atau Basa Menurut Teori Arrhenius
Menurut teori Arrhenius, senyawa dapat diklasifikasikan sebagai asam atau basa berdasarkan kemampuannya untuk menghasilkan ion hidrogen (H+) atau ion hidroksida (OH-) dalam larutan air. Dalam artikel ini, kita akan menguraikan apakah senyawa-senyawa berikut termasuk dalam kategori asam atau basa menurut teori Arrhenius. a. H2C2O4 (Asam Oksalat) Senyawa H2C2O4, juga dikenal sebagai asam oksalat, termasuk dalam kategori asam menurut teori Arrhenius. Ketika dilarutkan dalam air, senyawa ini akan menghasilkan ion hidrogen (H+), yang dapat meningkatkan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. b. Cr(OH)3 (Kromium(III) Hidroksida) Senyawa Cr(OH)3, juga dikenal sebagai kromium(III) hidroksida, termasuk dalam kategori basa menurut teori Arrhenius. Ketika dilarutkan dalam air, senyawa ini akan menghasilkan ion hidroksida (OH-), yang dapat meningkatkan konsentrasi ion hidroksida dalam larutan. c. Sr(OH)2 (Stronsium Hidroksida) Senyawa Sr(OH)2, juga dikenal sebagai stronsium hidroksida, termasuk dalam kategori basa menurut teori Arrhenius. Ketika dilarutkan dalam air, senyawa ini akan menghasilkan ion hidroksida (OH-), yang dapat meningkatkan konsentrasi ion hidroksida dalam larutan. d. CH3COOH (Asam Asetat) Senyawa CH3COOH, juga dikenal sebagai asam asetat, termasuk dalam kategori asam menurut teori Arrhenius. Ketika dilarutkan dalam air, senyawa ini akan menghasilkan ion hidrogen (H+), yang dapat meningkatkan konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Dalam kesimpulan, berdasarkan teori Arrhenius, senyawa H2C2O4 (asam oksalat) dan CH3COOH (asam asetat) termasuk dalam kategori asam, sedangkan senyawa Cr(OH)3 (kromium(III) hidroksida) dan Sr(OH)2 (stronsium hidroksida) termasuk dalam kategori basa.