Pengurangan Pajak atas Pembayaran Zakat oleh Badan/Lembaga yang Dibentuk atau Disahkan oleh Pemerintah
Pengurangan pajak atas pembayaran zakat merupakan hal penting bagi badan/lembaga dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama selain Islam di Indonesia. Hal ini diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15/PJ/2012, yang menggantikan peraturan sebelumnya yaitu PER 33/PJ/2011 dan diperbarui dengan PER-11/PJ/2017.
Tata cara pengurangannya melibatkan muzaki yang membayar zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota, dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) terregistrasi. Bukti Setoran Zakat menjadi komponen biaya pengurang penghasilan kena pajak atau "pengurang penghasilan bruto". Selain itu, pembayaran zakat atas gaji karyawan melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian/Lembaga dan BUMN juga dapat diklaim sebagai pengurang pajak dengan syarat UPZ menyetorkan dana zakat kepada BAZNAS.
Undang-undang tentang Pengelolaan Zakat No 23 Tahun 2011 memberikan landasan hukum terkait proses ini. Dengan adanya insentif ini, badan/lembaga memiliki dorongan untuk memenuhi kewajiban keagamaannya sambil mendapatkan manfaat fiskal dari pemerintah.