Kelemahan Teori Kuantitas Uang dalam Perspektif Keynesia
Teori Kuantitas Uang (TKM) klasik, yang menyatakan hubungan langsung antara penawaran uang dan tingkat harga (MV=PT), mendapat kritik tajam dari ekonom Keynesian. Kritik ini berpusat pada asumsi-asumsi TKM yang dianggap terlalu menyederhanakan realitas ekonomi. Berikut beberapa poin pentingnya: Pertama, TKM mengasumsikan kecepatan peredaran uang (V) dan volume transaksi (T) konstan atau setidaknya dapat diprediksi. Keynesian berpendapat bahwa V dan T sangat fluktuatif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis dan ekonomi, seperti tingkat kepercayaan konsumen, tingkat suku bunga, dan ekspektasi inflasi. Ketidakpastian ini membuat hubungan antara penawaran uang (M) dan tingkat harga (P) menjadi tidak pasti dan tidak linier seperti yang diklaim TKM. Misalnya, selama resesi, kecepatan peredaran uang bisa menurun drastis karena penurunan aktivitas ekonomi, sehingga peningkatan penawaran uang tidak serta merta meningkatkan harga. Kedua, TKM mengabaikan peran permintaan agregat. Keynesian menekankan bahwa tingkat harga dan output ekonomi ditentukan oleh interaksi antara permintaan agregat dan penawaran agregat. TKM hanya fokus pada sisi penawaran uang, mengabaikan peran penting permintaan dalam menentukan tingkat harga. Peningkatan penawaran uang hanya akan meningkatkan harga jika permintaan agregat juga tinggi. Jika permintaan lemah, peningkatan penawaran uang mungkin hanya akan meningkatkan output riil, bukan inflasi. Ketiga, TKM mengasumsikan pasar selalu dalam keadaan keseimbangan penuh. Keynesian berpendapat bahwa pasar seringkali berada dalam keadaan ketidakseimbangan, dengan adanya pengangguran dan kapasitas produksi yang termanfaatkan. Dalam kondisi seperti ini, peningkatan penawaran uang dapat meningkatkan output dan mengurangi pengangguran tanpa menyebabkan inflasi yang signifikan. Ini bertentangan dengan prediksi TKM yang menyatakan bahwa peningkatan penawaran uang selalu menyebabkan inflasi. Keempat, TKM mengabaikan peran ekspektasi. Keynesian menekankan bahwa ekspektasi pelaku ekonomi terhadap masa depan sangat mempengaruhi perilaku mereka, termasuk pengeluaran dan investasi. Ekspektasi inflasi, misalnya, dapat menyebabkan peningkatan harga bahkan sebelum penawaran uang meningkat. TKM tidak memperhitungkan faktor psikologis ini. Kesimpulannya, kritik Keynesian terhadap TKM menunjukkan bahwa hubungan antara penawaran uang, tingkat harga, dan aktivitas ekonomi jauh lebih kompleks daripada yang digambarkan oleh TKM klasik. Model Keynesian yang lebih komprehensif diperlukan untuk memahami dinamika ekonomi yang lebih realistis. Memahami kelemahan TKM ini penting bagi para siswa ekonomi untuk menghindari kesimpulan yang terlalu sederhana dan tidak akurat dalam menganalisis fenomena ekonomi makro. Pemahaman yang lebih mendalam akan membuka wawasan yang lebih luas tentang kompleksitas kebijakan moneter dan dampaknya terhadap perekonomian.