Menyatakan Kebenaran di Hadapan Penguasa Zalim: Bentuk Perbuatan Qanaah
Menyatakan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim merupakan bentuk dari perbuatan qanaah. Qanaah adalah sikap pasrah dan menerima takdir dengan lapang dada, bahkan jika itu berarti menghadapi kesulitan atau penderitaan. Dalam konteks ini, menyatakan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim adalah tindakan yang memerlukan keteguhan hati dan keyakinan dalam menjalankan nilai-nilai kebenaran.
Pilihan a, qanaah, adalah jawaban yang paling sesuai dengan konteks ini. Qanaah menggambarkan sikap seseorang untuk tetap setia pada prinsip-prinsipnya meskipun menghadapi tekanan atau penindasan dari penguasa yang zalim. Dalam situasi di mana menyatakan kebenaran dapat membawa konsekuensi negatif, seseorang dengan sikap qanaah akan memilih untuk tetap berdiri teguh pada prinsip-prinsipnya.
Pilihan b, hikmah, mengacu pada kebijaksanaan atau pengetahuan tentang apa yang benar dan baik. Meskipun hikmah sangat penting dalam menjalankan nilai-nilai kebenaran, dalam konteks ini fokusnya lebih pada sikap pasrah dan menerima takdir.
Pilihan c, iffah, mengacu pada kesederhanaan dan ketenangan hati. Meskipun iffah juga merupakan kualitas penting dalam menjalankan nilai-nilai kebenaran, dalam konteks ini fokusnya lebih pada keteguhan hati dan keyakinan.
Pilihan d, syaja'ah, mengacu pada kesabaran dan ketahanan hati dalam menghadapi cobaan atau kesulitan. Meskipun syaja'ah juga merupakan kualitas penting dalam menjalankan nilai-nilai kebenaran, dalam konteks