Membangun Ketahanan Pangan di Indonesia melalui Diversifikasi Pangan Lokal dan Peningkatan Teknologi Pengolaha
Ketahanan pangan adalah kondisi di mana semua orang di negara, termasuk individu, memiliki akses ke pangan yang cukup, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, aman, beragam, bergizi, merata, dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat. Ini memungkinkan mereka untuk hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 2012, ketahanan pangan di Indonesia didefinisikan sebagai kondisi di mana semua orang memiliki akses ke pangan yang cukup, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, aman, beragam, bergizi, merata, dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat. Ini memungkinkan mereka untuk hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber air dan makanan, baik yang diolah maupun tidak, yang dimaksudkan untuk dikonsumsi oleh manusia. Ini termasuk bahan tambahan makanan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyajian, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Ketahanan pangan dibangun di atas tiga pilar utama: ketersediaan pangan, akses terhadap pangan, dan pemanfaatan pangan. Ketahanan pangan adalah hal yang paling penting dan strategis, karena pengalaman di banyak negara menunjukkan bahwa tidak ada satu negara pun yang dapat melaksanakan pembangunan dengan baik sebelum mampu mewujudkan ketahanan pangan terlebih dahulu. Salah satu strategi untuk mencapai ketahanan pangan adalah melalui diversifikasi pangan lokal. Caranya adalah dengan melakukan pengembangan pemanfaatan sumber daya lokal untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas pangan, serta meningkatkan keragaman pangan. Sasaran dari strategi ini adalah untuk mengungkap potensi pangan lokal dalam meningkatkan ketersediaan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan yang bermutu, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat di tingkat rumah tangga. Strategi lain untuk mencapai ketahanan pangan adalah melalui peningkatan teknologi dan industri pengolahan pangan skala rumah tangga kecil. Ini dilakukan dengan mendorong penggunaan teknologi budaya pengolahan pangan dan mendorong lembaga pelayanan dan lembaga swadaya masyarakat untuk mewujudkan industri pengolahan bahan pangan berskala rumah tangga yang kokoh dan mandiri. Sasaran dari strategi ini adalah untuk meningkatkan teknologi pengolahan pangan dan kelembagaan dalam rangka pengembangan bahan pangan lokal menuju desa mandiri pangan berkelanjutan. Setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan untuk masa depan. Oleh karena itu, membangun pemikiran bahwa tidak hanya beras yang dapat digunakan sebagai sumber pangan lokal. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, kita dapat mencapai ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan kita pada impor. Selain itu, ini juga dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan mengambil langkah-langkah ini, kita dapat membangun ketahanan pangan di Indonesia dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke pangan yang cukup, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, aman, beragam, bergizi, merata, dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat. Ini akan memungkinkan kita untuk hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.