Cahaya Kesucian Allah dalam Bayang-Bayang Hukuman **
Dalam perjalanan hidup, kita seringkali dihadapkan pada kenyataan pahit: hukuman atas dosa-dosa yang kita perbuat. Rasa sakit, kehilangan, dan penyesalan menjadi bayang-bayang yang menghantui. Namun, di tengah kegelapan itu, terbersit sebuah pertanyaan mendalam: mengapa kesucian Allah, yang begitu agung dan tak ternoda, dapat menjadi terang bagi mereka yang jatuh dalam hukuman? Jawabannya terletak pada sifat kasih Allah yang tak terbatas. Meskipun dosa kita membawa konsekuensi, Allah tidak pernah meninggalkan kita. Justru dalam hukuman, kasih-Nya terpancar lebih terang. Hukuman bukanlah bentuk penolakan, melainkan sebuah proses pemurnian. Seperti emas yang dibakar dalam api, hukuman dapat memisahkan kita dari kotoran dosa dan menyingkapkan keindahan jiwa kita yang sejati. Kesucian Allah, yang tak ternodai oleh dosa, menjadi cahaya yang menerangi jalan menuju pertobatan. Ia menunjukkan kepada kita betapa berharganya hidup dalam kebenaran dan kasih. Hukuman, meskipun menyakitkan, menjadi kesempatan untuk berbalik kepada Allah, untuk memohon pengampunan dan memulai hidup baru yang dipenuhi dengan kasih-Nya. Dalam proses ini, kita belajar bahwa kesucian Allah bukanlah sesuatu yang menakutkan, melainkan sumber kekuatan dan harapan. Ia adalah cahaya yang menerangi jalan keluar dari kegelapan dosa, menuntun kita menuju kehidupan yang lebih baik. Penutup:** Hukuman, meskipun berat, bukanlah akhir dari segalanya. Di dalamnya, kita menemukan kasih Allah yang tak terhingga, yang menyingkapkan kesucian-Nya dan menuntun kita menuju pertobatan. Kesucian Allah, yang begitu agung, menjadi sumber kekuatan dan harapan bagi mereka yang jatuh dalam hukuman, mengingatkan kita bahwa kasih-Nya selalu ada, siap untuk menuntun kita kembali ke jalan yang benar.