Dampak Peningkatan Konsentrasi Gas Rumah Kaca Terhadap Perubahan Iklim
Efek rumah kaca disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Meningkatnya konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh banyaknya pembakaran bahan bakar fosil, yang melebihi kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Energi sinar matahari yang masuk ke bumi terbagi menjadi beberapa bagian: 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25% diserap oleh awan, dan 50% diserap oleh permukaan bumi. Namun, 10% dari energi yang diserap dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi berupa radiasi infra merah. Namun, sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 serta gas lainnya, sehingga kembali ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan agar perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain gas CO2, gas-gas lain seperti belerang dioksida, nitrogen monoksida, nitrogen dioksida, gas metana, dan klorofluorokarbon juga dapat menimbulkan efek rumah kaca. Meningkatnya suhu permukaan bumi akibat efek rumah kaca dapat mengakibatkan perubahan iklim yang sangat ekstrem. Hal ini dapat mengganggu hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbondioksida di atmosfer. Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi sebesar 1-5°C. Jika kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang, diperkirakan akan terjadi peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C sekitar tahun 2030. Berikut ini adalah grafik 10 negara penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar: [Insert grafik] Dampak peningkatan konsentrasi gas rumah kaca terhadap perubahan iklim sangat signifikan. Perubahan iklim yang ekstrem dapat mengancam keberlanjutan hutan dan ekosistem, serta berdampak negatif pada kehidupan manusia. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim harus menjadi prioritas global.