Bagaimana Rumusan Dasar Negara Soepomo Mempengaruhi Pancasila?
Negara integralistik menjadi konsep utama yang diusung oleh Prof. Dr. Soepomo dalam merumuskan dasar negara Indonesia. Gagasannya ini lahir dari pemahaman mendalam terhadap struktur masyarakat Indonesia yang khas. Soepomo melihat bahwa masyarakat Indonesia terjalin erat dalam semangat gotong royong dan kekeluargaan, yang berbeda dengan individualisme masyarakat Barat.
Pengaruh Pemikiran Soepomo terhadap Pancasila
Pemikiran Soepomo tentang negara integralistik memberikan pengaruh signifikan terhadap perumusan Pancasila, terutama dalam sila keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan." Soepomo menekankan pentingnya musyawarah mufakat dalam pengambilan keputusan, yang mencerminkan semangat kekeluargaan dan gotong royong.
Persamaan dan Perbedaan dengan Pemikiran Lain
Meskipun memiliki persamaan dalam semangat kebersamaan, pemikiran Soepomo memiliki perbedaan dengan konsep negara persatuan yang diusung oleh Soekarno dan negara kontrak sosial milik Rousseau. Soepomo menolak individualisme yang menjadi dasar negara kontrak sosial, dan lebih menekankan pada kesatuan organik seluruh elemen bangsa.
Relevansi Pemikiran Soepomo di Masa Kini
Di era modern ini, pemikiran Soepomo tentang negara integralistik tetap relevan. Semangat gotong royong dan musyawarah mufakat menjadi pondasi penting dalam menghadapi tantangan globalisasi dan polarisasi.
Pemikiran Soepomo tentang negara integralistik memberikan warna tersendiri dalam perumusan Pancasila. Meskipun terdapat perbedaan pandangan dengan tokoh lain, namun semangat kebersamaan dan musyawarah mufakat yang diusungnya tetap menjadi landasan penting bagi Indonesia hingga saat ini.