Si "Jagoan" Matematika ##
Hari itu, pelajaran matematika terasa seperti neraka. Pak Darma, guru matematika kami yang terkenal galak, sedang menjelaskan rumus Pythagoras. Kepalaku terasa mau pecah, rumus-rumus itu berputar-putar seperti kincir angin. Tiba-tiba, dari bangku belakang terdengar suara nyaring, "Pak, kalau segitiga siku-siku itu dipotong jadi dua, apa rumusnya?" Semua mata tertuju pada si "jagoan" matematika, si Andi yang terkenal jahil. Pak Darma mengerutkan kening, "Andi, apa maksudmu?" "Ya, kalau segitiganya dipotong jadi dua, kan jadi dua segitiga siku-siku lagi. Jadi, rumusnya harus dibagi dua juga, dong?" jawab Andi dengan polosnya. Seisi kelas langsung tertawa terbahak-bahak. Pak Darma pun tak kuasa menahan senyum. "Andi, kamu memang jagoan matematika. Tapi, segitiga siku-siku itu tetap segitiga siku-siku, meskipun dipotong. Rumusnya tetap sama," jawab Pak Darma sambil menggelengkan kepala. Kejadian itu menjadi bahan tertawaan kami selama berminggu-minggu. Andi memang terkenal dengan kelucuannya, dan kejadian ini semakin mengukuhkan gelar "jagoan" matematikanya, meskipun sebenarnya dia masih kesulitan memahami rumus Pythagoras. Wawasan: Kejadian ini mengajarkan kita bahwa humor bisa menjadi bumbu penyedap dalam situasi yang serius. Terkadang, lelucon yang tak terduga bisa membuat suasana lebih ringan dan menyenangkan, bahkan dalam pelajaran yang sulit seperti matematika.