Maksimum Kecepatan dan Ketinggian Benda Setelah Dilempar
Ketika sebuah benda dilempar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilakunya di udara. Dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan adalah kecepatan maksimum dan ketinggian maksimum benda setelah dilempar. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana kedua faktor ini bekerja dan bagaimana mereka dapat dihitung. Kecepatan maksimum benda setelah dilempar dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: v = √(2 * g * h) di mana v adalah kecepatan maksimum, g adalah percepatan gravitasi (9,8 m/s^2), dan h adalah ketinggian maksimum benda setelah dilempar. Persamaan ini didasarkan pada prinsip bahwa percepatan gravitasi akan melambatkan benda hingga mencapai ketinggian maksimum, pada saat itu kecepatan benda akan menjadi maksimum. Ketinggian maksimum benda setelah dilempar dapat dihitung menggunakan persamaan berikut: h = (v^2) / (2 * g) Persamaan ini didasarkan pada prinsip bahwa percepatan gravitasi akan melambatkan benda hingga mencapai ketinggian maksimum, pada saat itu kecepatan benda akan menjadi maksimum. Dalam kasus benda yang dilempar dengan sudut 60 derajat terhadap permukaan horizontal, kita dapat menghitung kecepatan maksimum dan ketinggian maksimum benda setelah dilempar menggunakan persamaan di atas. Misalkan benda dilempar dengan kecepatan awal 20 m/s, kita dapat menghitung kecepatan maksimum dan ketinggian maksimum benda setelah dilempar sebagai berikut: Kecepatan maksimum = √(2 * 9,8 m/s^2 * (20 m/s)^2 / (2 * 9,8 m/s^2)) Kecepatan maksimum = √(980 m^2/s^2) Kecepatan maksimum = 31,6 m/s Ketinggian maksimum = (31,6 m/s)^2 / (2 * 9,8 m/s^2) Ketinggian maksimum = 804,08 m Dengan demikian, kita dapat menghitung kecepatan maksimum dan ketinggian maksimum benda setelah dilempar menggunakan persamaan di atas.