Mengapa Ciri-ciri Teks Observasi Tidak Selalu Tampak? ##
Teks observasi, seperti namanya, adalah teks yang didasarkan pada pengamatan langsung terhadap suatu objek atau fenomena. Ciri-ciri teks observasi yang umum dikenal meliputi penggunaan fakta, penjelasan yang runtut, dan diksi yang baku. Namun, dalam praktiknya, tidak semua teks observasi menampilkan semua ciri tersebut secara eksplisit. Mengapa demikian? Pertama, teks observasi tidak selalu ditulis dalam bentuk formal. Misalnya, catatan lapangan seorang peneliti mungkin berisi pengamatan yang tidak terstruktur, dengan bahasa yang lebih santai dan tidak baku. Hal ini karena tujuan utama catatan lapangan adalah untuk mencatat pengamatan secara cepat dan akurat, bukan untuk dipublikasikan. Kedua, teks observasi dapat menggunakan majas kias untuk memperjelas atau memperkuat pengamatan. Majas kias, seperti metafora atau personifikasi, dapat membantu pembaca memahami konsep yang kompleks atau menggambarkan suatu objek dengan lebih hidup. Ketiga, teks observasi tidak selalu berisi pernyataan umum. Terkadang, teks observasi hanya fokus pada pengamatan spesifik yang dilakukan, tanpa memberikan generalisasi atau kesimpulan yang luas. Kesimpulan: Meskipun ciri-ciri teks observasi seperti penggunaan fakta, penjelasan yang runtut, dan diksi yang baku merupakan pedoman umum, tidak semua teks observasi menampilkan semua ciri tersebut secara eksplisit. Hal ini dipengaruhi oleh tujuan penulisan, format teks, dan konteks pengamatan. Penting untuk memahami bahwa teks observasi dapat bervariasi dalam bentuk dan gaya, dan tetap valid sebagai teks observasi meskipun tidak menampilkan semua ciri yang umum dikenal. Penting untuk diingat: Teks observasi yang baik tetaplah teks yang akurat, objektif, dan informatif, terlepas dari ciri-ciri yang ditampilkannya.