Mimpi Maaf, Sebuah Pelajaran untuk Ria **
** Ria terbangun dengan keringat dingin. Mimpi itu kembali lagi, kakek dan neneknya yang tersenyum lembut, meminta maaf karena tak sempat melihat Ria tumbuh besar. Ria terisak, rindu yang mendalam mencengkeram hatinya. Kakek dan neneknya telah pergi beberapa tahun lalu, meninggalkan kenangan indah yang tak terlupakan. Setiap malam, mimpi itu datang, selalu sama. Kakek dan neneknya berdiri di depan Ria, wajah mereka memancarkan kasih sayang yang tak terhingga. Mereka berbisik, "Maaf, Ria, kami tak sempat melihatmu tumbuh besar." Ria terbangun dengan perasaan hampa, rindu yang tak terobati. Ria memiliki empat kakak perempuan, Shani, Gracia, Feni, dan Sisca. Mereka semua merasakan kehilangan yang sama. Namun, Ria merasa beban itu lebih berat. Dia adalah anak bungsu, yang paling sering menghabiskan waktu bersama kakek dan neneknya. Suatu malam, Ria bercerita kepada kakak-kakaknya tentang mimpi itu. Shani, yang paling dewasa, berkata, "Mungkin kakek dan nenek ingin kamu tahu bahwa mereka selalu menjagamu, Ria. Mereka bahagia melihatmu tumbuh menjadi anak yang baik." Gracia menambahkan, "Ya, Ria. Mimpi itu adalah cara mereka untuk menunjukkan kasih sayang mereka padamu." Feni, yang selalu ceria, berkata, "Jangan sedih, Ria. Kakek dan nenek pasti bangga melihatmu sekarang." Sisca, yang paling muda, memeluk Ria erat. "Aku juga kangen kakek dan nenek," bisiknya. Ria terdiam, merenungkan kata-kata kakak-kakaknya. Mungkin benar, mimpi itu adalah cara kakek dan neneknya untuk menunjukkan kasih sayang mereka. Ria merasa sedikit lega, beban di hatinya sedikit berkurang. Ria menyadari bahwa kehilangan adalah bagian dari hidup. Kakek dan neneknya telah pergi, tapi kenangan mereka akan selalu ada di hati Ria. Ria berjanji untuk terus menghormati dan mencintai mereka, dan untuk selalu mengingat pelajaran hidup yang mereka ajarkan. Mimpi itu mungkin akan terus datang, tapi Ria tak lagi takut. Dia tahu bahwa kakek dan neneknya selalu menjaganya, dan bahwa cinta mereka akan selalu ada.