Perkembangan dan Perebutan Kekuasaan di Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan Hindu yang berpusat di Medang Kamulan pada abad ke-8 Masehi. Kerajaan ini diperintah oleh dua dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu di bagian utara, dan Dinasti Syailendra yang beragama Buddha di bagian selatan. Meskipun kedua dinasti ini dapat bekerja sama dalam pembuatan candi, namun terjadi perebutan kekuasaan di bidang politik. Prasasti Canggal yang berangka tahun 732 M mencatat bahwa Raja Sanjaya memerintah Kerajaan Mataram Kuno setelah menggantikan Raja Sana. Raja Sanjaya memerintah dengan bijaksana, sehingga keadaan rakyat menjadi makmur, aman, dan tenteram. Namun, pada tahun 752 M, kekuatan Sriwijaya kembali bergerak ke Jawa dan menaklukkan Wangsa Sanjaya di tanah Sunda dan Bhumi Mataram. Pada tahun 847 M, Rakai Pikatan menggantikan Raja Sanjaya sebagai penguasa Kerajaan Mataram Kuno. Perebutan kekuasaan ini menunjukkan adanya perubahan dalam struktur politik kerajaan. Meskipun demikian, kerajaan ini tetap berperan penting dalam sejarah Jawa Tengah dan memiliki pengaruh yang kuat dalam perkembangan agama Hindu dan Buddha di wilayah tersebut. Dalam konteks ini, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Mataram Kuno mengalami perkembangan dan perebutan kekuasaan yang mempengaruhi struktur politik dan agama di wilayah Jawa Tengah. Meskipun terjadi persaingan antara Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra, kerajaan ini tetap menjadi pusat kebudayaan dan peradaban yang penting dalam sejarah Indonesia.