Pentingnya Rekonsiliasi Data dalam Pengelolaan dan Intensifikasi PNBP dari Denda Tilang
Pengelolaan dan intensifikasi PNBP dari denda tilang merupakan hal yang penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan lalu lintas di suatu daerah. Namun, terdapat beberapa risiko kunci yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan dan intensifikasi PNBP tersebut. Salah satu risiko kunci yang harus diatasi adalah hilangnya barang bukti tilang yang berada di pihak Kepolisian. Hal ini dapat menyebabkan ketidakakuratan dalam penghitungan denda tilang yang harus dibayarkan oleh pelanggar. Selain itu, risiko kunci lainnya adalah tidak adanya berita acara rekonsiliasi antara data tunggakan tilang dengan bukti fisik sebelum dilakukan penghapusan. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara data pada aplikasi E-Piutang dengan data fisik yang sebenarnya. Dalam kasus ini, diketahui bahwa Kasi Pidum tidak melakukan rekonsiliasi data tilang dengan bukti fisik sebelum dilakukan penghapusan. Selanjutnya, pengelolaan barang bukti tilang berupa kendaraan bermotor juga menjadi risiko kunci yang perlu diperhatikan. Dalam pemeriksaan dan konfirmasi yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat 477 unit kendaraan bermotor yang belum memadai dalam pengelolaannya. Selain itu, petugas tilang juga belum pernah melakukan stock opname terhadap bukti kendaraan bermotor yang ada di Kantor Polres. Untuk mengatasi risiko-risiko tersebut, diperlukan program kerja audit dan kertas kerja yang terstruktur dan komprehensif. Program kerja audit harus mencakup langkah-langkah untuk melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti tilang yang hilang, melakukan rekonsiliasi data tilang dengan bukti fisik sebelum dilakukan penghapusan, serta melakukan stock opname terhadap bukti kendaraan bermotor yang ada di Kantor Polres. Selain itu, kertas kerja audit juga harus mencakup analisis terhadap penyebab terjadinya risiko-risiko tersebut, serta rekomendasi untuk meningkatkan pengelolaan dan intensifikasi PNBP dari denda tilang. Rekomendasi tersebut dapat berupa perbaikan prosedur pengelolaan barang bukti tilang, peningkatan koordinasi antara pihak Kepolisian dan Kejaksaan Negeri, serta peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan rekonsiliasi data tilang. Dengan adanya program kerja audit dan kertas kerja yang komprehensif, diharapkan pengelolaan dan intensifikasi PNBP dari denda tilang dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu, risiko-risiko yang ada dapat diminimalisir sehingga tercipta pengelolaan yang lebih transparan dan akuntabel.