Awal Mula Aksi Mogok Buruh Pabrik Karung Goni di Delanggu, Klaten Tahun 1948
Pada tahun 1948, terjadi aksi mogok buruh pabrik karung goni di Delanggu, Klaten yang menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan buruh di Indonesia. Aksi ini dipicu oleh beberapa faktor yang membuat para buruh tergerak untuk melakukan pemogokan sebagai bentuk protes terhadap kondisi kerja yang tidak adil dan eksploitasi yang mereka alami. Salah satu faktor utama yang memicu aksi mogok ini adalah kondisi kerja yang sangat berat dan tidak manusiawi. Para buruh pabrik karung goni di Delanggu dipaksa untuk bekerja dalam kondisi yang sangat panas dan lembab, tanpa perlindungan yang memadai. Mereka harus bekerja dalam waktu yang sangat lama tanpa istirahat yang memadai, sehingga menyebabkan kelelahan fisik yang parah. Selain itu, upah yang diterima oleh para buruh juga sangat rendah, tidak sebanding dengan kerja keras yang mereka lakukan setiap harinya. Selain kondisi kerja yang buruk, faktor lain yang memicu aksi mogok ini adalah ketidakadilan yang mereka rasakan dalam hubungan antara buruh dan pengusaha. Para buruh merasa bahwa mereka tidak diperlakukan dengan adil dan tidak dihargai sebagai manusia. Mereka seringkali diperlakukan dengan kasar dan tidak dihormati oleh para pengusaha. Selain itu, para buruh juga merasa bahwa hak-hak mereka sebagai pekerja seringkali diabaikan dan tidak diakui. Selain faktor-faktor internal, aksi mogok buruh pabrik karung goni di Delanggu juga dipengaruhi oleh situasi politik dan sosial pada saat itu. Pada tahun 1948, Indonesia sedang mengalami perjuangan untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Para buruh merasa bahwa aksi mogok mereka adalah bagian dari perjuangan yang lebih besar untuk mencapai kemerdekaan dan keadilan sosial. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga memiliki hak yang sama untuk hidup dengan layak dan sejahtera. Dalam aksi mogok ini, para buruh pabrik karung goni di Delanggu berhasil menarik perhatian publik dan mendapatkan dukungan dari masyarakat luas. Aksi mereka menjadi inspirasi bagi buruh-buruh lain di seluruh Indonesia untuk berjuang melawan eksploitasi dan ketidakadilan yang mereka alami. Aksi mogok ini juga menjadi titik awal dari gerakan buruh yang semakin kuat dan terorganisir di Indonesia. Dalam kesimpulan, aksi mogok buruh pabrik karung goni di Delanggu, Klaten tahun 1948 dipicu oleh kondisi kerja yang tidak manusiawi, ketidakadilan dalam hubungan antara buruh dan pengusaha, serta situasi politik dan sosial pada saat itu. Aksi ini menjadi titik awal dari perjuangan buruh di Indonesia untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan yang layak.