Keputusan Penting Konferensi Inter-Indonesia dan Konferensi Meja Bundar
Konferensi Inter-Indonesia pada masa itu menghasilkan keputusan penting yang membentuk dasar negara Indonesia Serikat (RIS). Beberapa hal yang disepakati antara lain adalah pemberian nama Republik Indonesia Serikat, pengakuan Merah Putih sebagai bendera kebangsaan, "Indonesia Raya" sebagai lagu kebangsaan, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dan penetapan 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan. Di bidang militer dan pertahanan, diputuskan bahwa APRIS (Angkatan Perang Nasional Indonesia Serikat) akan menjadi inti dari TNI, dengan menerima personel dari KNIL Belanda. Pembicaraan dalam konferensi tersebut juga mencakup masalah pembentukan negara federasi yang menggabungkan berbagai entitas yang diciptakan oleh Van Mook. Konferensi ini menetapkan bahwa negara federasi akan bernama Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme. Kepala negara RIS adalah seorang presiden yang dibantu oleh kabinet yang bertanggung jawab padanya. Selain itu, akan dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat dan sebuah senat. Selanjutnya, Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 23 Agustus 1949 di Haag, Belanda, menjadi tonggak penting dalam proses perundingan antara delegasi Indonesia, BFO, dan Belanda. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Hatta, sementara delegasi Belanda dipimpin oleh H. Maarseveen. Perdebatan sengit terjadi terutama mengenai masalah utang-utang Belanda dan Irian Barat. Akhirnya, melalui mediasi UNCI, KMB berhasil mencapai kesepakatan pada November 1949 di mana Kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia secara penuh. Dengan demikian, Konferensi Inter-Indonesia dan Konferensi Meja Bundar memiliki peran yang sangat signifikan dalam pembentukan negara Indonesia Serikat dan penyelesaian berbagai isu penting pada masa itu.