Mendidik Tanpa Niat: Sebuah Refleksi atas Pandangan Driyarkara **
Dalam pemikiran Driyarkara, pendidikan bukanlah sekadar proses transfer pengetahuan, melainkan sebuah proses pergaulan yang mendalam. Ia mengemukakan bahwa pergaulan antara orang dewasa dan anak, meskipun tanpa niat mendidik, dapat memiliki dampak mendidik yang mendalam. Pernyataan Driyarkara ini menantang kita untuk melihat pendidikan dari perspektif yang lebih luas. Seringkali, kita menganggap pendidikan sebagai sesuatu yang formal, terstruktur, dan terencana. Namun, Driyarkara mengingatkan kita bahwa pendidikan dapat terjadi secara spontan, bahkan tanpa disadari. Contohnya, seorang anak yang mengamati orang tuanya bekerja keras untuk menghidupi keluarga, secara tidak langsung belajar tentang nilai kerja keras dan tanggung jawab. Atau, seorang anak yang bermain dengan teman-temannya, belajar tentang kerjasama, komunikasi, dan empati. Pergaulan yang mendalam, baik di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat, memiliki potensi untuk membentuk karakter dan nilai-nilai anak. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di berbagai aspek kehidupan. Pandangan Driyarkara ini memberikan kita sebuah perspektif baru tentang pendidikan. Ia mengingatkan kita bahwa setiap interaksi, setiap pergaulan, memiliki potensi untuk mendidik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyadari peran kita sebagai pendidik, baik secara sadar maupun tidak sadar, dalam membentuk generasi penerus. Refleksi:** Pandangan Driyarkara ini memberikan kita sebuah wawasan yang mendalam tentang pendidikan. Ia mengingatkan kita bahwa pendidikan bukanlah sesuatu yang terpisah dari kehidupan, melainkan bagian integral dari setiap aspek kehidupan. Dengan memahami hal ini, kita dapat lebih sadar dalam berinteraksi dengan anak-anak, dan menjadi agen pendidikan yang lebih efektif, baik secara sadar maupun tidak sadar.