Posisi Hadis dalam Islam: Sumber Hukum Kedua Setelah Al-Qur'a
Dalam Islam, Al-Qur'an dianggap sebagai sumber hukum utama, memberikan petunjuk dan arahan langsung dari Allah kepada umatnya. Namun, ada sumber hukum kedua yang juga sangat penting, yaitu Hadis. Hadis adalah segala hal yang datang dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa ucapan, perbuatan, atau penetapan beliau. Hadis dianggap sebagai sumber hukum kedua dalam Islam dan memiliki peran penting dalam memperjelas dan memperkuat isi Al-Qur'an. Pengertian Hadis Secara bahasa, hadis berarti kebiasaan yang diikuti. Hadis adalah segala hal yang datang dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa ucapan, perbuatan, atau penetapan beliau. Hadis dianggap sebagai sumber hukum kedua dalam Islam dan memiliki peran penting dalam memperjelas dan memperkuat isi Al-Qur'an. Para muhadisun (ulama pakar hadis) mendefinisikan sunah sebagai sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, baik perkataan, perbuatan, penetapan, sifat lahiriah maupun sifat batiniah, ataupun sejarah beliau, baik sebelum pengutusan atau sesudahnya. Sementara menurut ahli fikih, sunah adalah suatu amal yang dianjurkan oleh syariat tetapi tidak mencapai derajat wajib atau harus. Fungsi Hadis Keberlakuan hadis sebagai sumber hukum diperkuat pula dengan kenyataan bahwa Al-Qur'an hanya memberikan garis-garis besar dan petunjuk umum yang memerlukan penjelasan dan rincian lebih lanjut untuk dapat dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Hadis berfungsi sebagai sumber penjelasan dan rincian yang diperlukan untuk memahami dan melaksanakan ajaran Al-Qur'an. Hadis juga berfungsi sebagai sumber hukum kedua dalam Islam dan memiliki peran penting dalam memperkuat dan memperjelas isi Al-Qur'an. Ada empat fungsi hadis terhadap Al-Qur'an, di antaranya: a. Bayan taqrir (memperjelas isi Al-Qur'an) Fungsi hadis sebagai bayan taqrir berarti memperkuat isi dari Al-Qur'an. Sebagai contoh, hadis yang diriwayatkan oleh H.R. Abu Dawud terkait perintah berwudu di bawah ini. Artinya: "Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah tidak akan menerima salat salah seorang dari kalian apabila dia berhadas hingga dia berwudu terlebih dahulu."(H.R. Abu Dawud) Hadis di atas mentaqrir atau memperjelas isi dari Surah al-Ma'idah ayat 6. b. Tafsir (penjelasan) Al-Qur'an Hadis juga berfungsi sebagai tafsir atau penjelasan Al-Qur'an. Hadis memberikan penjelasan yang lebih spesifik dan rinci tentang ajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an. Sebagai contoh, hadis yang diriwayatkan oleh H.R. Muslim terkait hukum mencuri di bawah ini. Artinya: "Dari Abdullah bin Mas'ud dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang mencuri, maka biarkanlah ia mencuri."(H.R. Muslim) Hadis di atas memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hukum mencuri yang tercantum dalam Al-Qur'an. c. Penjelasan Hukum Hadis juga berfungsi sebagai penjelasan hukum yang terkandung dalam Al-Qur'an. Hadis memberikan penjelasan yang lebih spesifik dan rinci tentang hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur'an. Sebagai contoh, hadis yang diriwayatkan oleh H.R. Bukhari terkait hukum mencuri di bawah ini. Artinya: "Dari Abdullah bin Mas'ud dia berkata;