Sistem Ekonomi: Dari Kapitalisme hingga Pancasil
<br/ >Sistem ekonomi adalah cara sebuah negara mengatur jenis produk yang dihasilkan, bagaimana barang tersebut didistribusikan kepada masyarakat, dan bagaimana produksi tersebut dilakukan. Penentuan sistem ekonomi tidak dapat dilepaskan dari ideologi yang diyakini oleh negara. Dalam artikel ini, kita akan membahas dua titik ekstrim dalam sistem ekonomi, yaitu Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sistem Ekonomi Sosialis, serta melihat bagaimana Indonesia mengadopsi sistem ekonomi yang sesuai dengan kondisi bangsa. <br/ > <br/ >Sistem Ekonomi Kapitalis didasari oleh pandangan liberalisme, individualisme, rasionalisme, materialisme, dan humanisme. Ciri-ciri utama dari Sistem Ekonomi Kapitalis adalah penjaminan hak milik perseorangan, pemberian kebebasan penuh, persaingan bebas, harga sebagai penentu, dan peran negara yang minimal. Di sisi lain, Sistem Ekonomi Sosialis didasari oleh falsafah kolektivisme dan organisme. Dalam sistem ini, negara memiliki kekuasaan yang besar dalam pemilikan bersama semua faktor produksi, produksi dilakukan sesuai dengan kebutuhan, dan perencanaan ekonomi dilakukan oleh negara. <br/ > <br/ >Namun, kedua sistem ekonomi ini dianggap terlalu ekstrim, sehingga muncul konsep Sistem Ekonomi Campuran yang diajukan oleh John Maynard Keynes. Sistem Ekonomi Campuran melahirkan negara kesejahteraan seperti yang diterapkan oleh negara-negara Eropa Barat saat ini. Dalam sistem ini, negara melakukan pembelian barang dan jasa untuk operasional negara, menarik pajak, dan memberikan subsidi kepada pihak yang membutuhkan. <br/ > <br/ >Ketika Indonesia merdeka, para pemimpin Indonesia berusaha merumuskan kembali Sistem Ekonomi Indonesia yang dianggap ideal dengan kondisi bangsa. Muhammad Hatta mengemukakan konsep Sistem Ekonomi Kerakyatan, namun karena gejolak politik, Indonesia menerapkan Sistem Ekonomi Etatisme yang didominasi oleh negara. Setelah rejim Orde Lama ditumbangkan, pemerintah Orde Baru mengadopsi "trilogi pembangunan" yang mencakup pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas ekonomi, dan pemerataan pembangunan. Meskipun pemerintah Orde Baru tidak mengklaim menerapkan Sistem Ekonomi Kapitalis, namun Indonesia melakukan berbagai liberalisasi ekonomi yang tidak berpihak pada ekonomi rakyat. <br/ > <br/ >Saat ini, sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia bersifat dualisme. Pemerintah mengambil kebijakan ala sistem kapitalisme, sementara sebagian besar rakyat mempraktikkan Sistem Ekonomi Kerakyatan. Model dualisme ekonomi ini berpengaruh dalam pengambilan kebijakan ekonomi dan penyusunan strategi pembangunan. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mengadopsi Sistem Ekonomi Pancasila. Sistem Ekonomi Pancasila didasarkan pada pemikiran bahwa sistem ekonomi sangat terkait dengan ideologi, sistem nilai, dan sosial-budaya masyarakat di mana sistem itu dikembangkan. Terdapat lima prinsip penerapan Sistem Ekonomi Pancasila, yaitu roda kegiatan ekonomi bangsa digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial, dan moral; adanya kehendak kuat warga masyarakat untuk mewujudkan kemerataan sosial; semangat nasionalisme ekonomi; demokrasi ekonomi berdasarkan kerakyatan; dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. <br/ > <br/ >Dengan mengadopsi Sistem Ekonomi Pancasila, Indonesia dapat mencapai perekonomian yang kuat, tangguh, dan mandiri, serta mewujudkan kemerataan sosial dan keadilan bagi seluruh rakyat.