Lahirnya Diego
Sarah dan Gio duduk di ruang tunggu rumah sakit, gugup dan tak sabar menunggu kelahiran bayi mereka. Mereka sudah menunggu ini selama sembilan bulan, dan akhirnya hari itu akhirnya tiba. "Apakah kamu merasa gugup?" tanya Gio kepada Sarah, mencoba mengalihkan perhatian mereka dari kegugupan mereka sendiri. "Ya, aku sangat gugup," jawab Sarah, mengangguk. "Tapi aku tak bisa menahan kegembiraan. Aku tak sabar untuk melihat Diego." Tiba-tiba, suara pengumuman kelahiran bergema dari interkom. Sarah dan Gio berdiri dengan cepat, hati mereka berdebar-debar. "Kelahiran bayi nomor dua, Diego," pengumuman itu terdengar lagi. "Silakan masuk ke ruang persalinan." Sarah dan Gio berlari ke ruang persalinan, hati mereka berdebar-debar. Mereka bisa mendengar bayi mereka berteriak di ruangan berikutnya. Ketika mereka masuk, mereka melihat seorang bayi kecil yang berteriak keras di atas meja. Sarah dan Gio tersenyum dan berjalan ke samping bayi mereka. "Selamat datang, Diego," kata Sarah, memeluk bayi mereka erat-erat. "Kami tak sabar untuk mengenal kamu." Gio mengambil bayi dari tangan Sarah dan memeluknya erat-erat. "Kami tak bisa percaya bahwa dia akhirnya tiba," katanya, air mata mengalir di wajahnya. Bayi Diego terus berteriak keras, tetapi Sarah dan Gio tak peduli. Mereka tak bisa menahan kegembiraan mereka sendiri. "Saya tak bisa percaya bahwa kami akhirnya menjadi orang tua," kata Sarah, memeluk bayi mereka erat-erat. "Tapi kami tak bisa menahan kegembiraan. Diego, kamu telah mengubah hidup kami." Gio mengangguk setuju, tersenyum pada bayi mereka. "Ya, kamu telah mengubah hidup kami. Kami tak bisa menunggu untuk mengenal kamu." Saat mereka meninggalkan ruang persalinan, Sarah dan Gio tak bisa menahan kegembiraan mereka sendiri. Mereka tahu bahwa mereka akan menjadi orang tua yang penuh kasih sayang dan penuh kasih sayang, dan mereka tak sabar untuk mengenal bayi mereka. Saat mereka berjalan pulang ke rumah sakit, mereka tak bisa menahan kegembiraan mereka sendiri. Mereka tahu bahwa mereka akan menjadi orang tua yang penuh kasih sayang dan penuh kasih sayang, dan mereka tak sabar untuk mengenal bayi mereka. Saat mereka berjalan pulang ke rumah sakit, mereka tak bisa menahan kegembiraan mereka sendiri. Mereka tahu bahwa mereka akan menjadi orang tua yang penuh kasih sayang dan penuh kasih sayang, dan mereka tak sabar untuk mengenal bayi mereka. Saat mereka berjalan pulang ke rumah sakit, mereka tak bisa menahan kegembiraan mereka sendiri. Mereka tahu bahwa mereka akan menjadi orang tua yang penuh kasih sayang dan penuh kasih sayang, dan mereka tak sabar untuk mengenal bayi mereka. Saat mereka berjalan pulang ke rumah sakit, mereka tak bisa menahan kegembiraan mereka sendiri. Mereka tahu bahwa mereka akan menjadi orang tua yang penuh kasih sayang dan penuh kasih sayang, dan mereka tak sabar untuk mengenal bayi mereka. Saat mereka berjalan pulang ke rumah sakit, mereka tak bisa menahan kegembiraan mereka sendiri. Mereka tahu bahwa mereka akan menjadi orang tua yang penuh kasih sayang dan penuh kasih sayang, dan mereka tak sabar untuk mengenal bayi mereka. Saat mereka berjalan pulang ke rumah sakit, mereka tak bisa menahan kegembiraan mereka sendiri. Mereka tahu bahwa mereka akan menjadi orang tua yang penuh kasih sayang dan penuh kasih sayang, dan mereka tak sabar untuk mengenal bayi mereka. Saat mereka berjalan pulang ke rumah sakit, mereka tak bisa menahan kegembiraan mereka send