Bayangan yang Hilang **
** Di sebuah kamar kecil yang remang-remang, seorang gadis bernama Anya berdiri di depan cermin. Ia menatap bayangannya dengan saksama, mencoba menemukan sesuatu yang berbeda. Setiap hari, ia melakukan ritual yang sama, berharap untuk menemukan sesuatu yang baru, sesuatu yang lebih dari sekadar pantulan dirinya. Anya selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, sebuah kepingan puzzle yang tak kunjung ditemukan. Ia merasa seperti bayangannya sendiri, samar dan tak berwujud. Ia ingin merasakan sesuatu yang lebih nyata, sesuatu yang membuatnya merasa hidup. Suatu hari, Anya menemukan sebuah buku tua di lemari neneknya. Buku itu berisi cerita-cerita tentang dunia magis, tentang bayangan yang bisa hidup dan memiliki kekuatan. Anya terpesona dengan cerita-cerita itu, dan ia mulai percaya bahwa bayangannya mungkin lebih dari sekadar pantulan. Ia mulai berbicara dengan bayangannya, mencoba membangun koneksi. Ia menceritakan semua rahasia dan keinginannya, berharap bayangannya bisa mendengar dan memahami. Namun, bayangannya tetap diam, hanya sebuah pantulan yang tak bernyawa. Kekecewaan mulai menggerogoti Anya. Ia merasa semakin terasing, semakin jauh dari apa yang ia inginkan. Ia mulai bertanya-tanya, apakah ia memang hanya sebuah bayangan, sebuah ilusi yang tak bermakna? Suatu malam, saat Anya sedang bersedih, ia melihat bayangannya bergerak. Ia terkejut dan gembira, akhirnya bayangannya merespon. Bayangan itu mulai berbicara, menceritakan kisah-kisah tentang dunia yang tak terlihat, tentang kekuatan yang tersembunyi di dalam diri Anya. Anya menyadari bahwa bayangannya bukanlah sekadar pantulan, melainkan bagian dari dirinya sendiri. Ia adalah kekuatan yang tertidur, menunggu untuk dibangkitkan. Anya mulai belajar untuk menerima dirinya sendiri, dengan segala kekurangan dan kekuatannya. Ia menyadari bahwa ia tidak perlu menjadi sempurna, ia hanya perlu menjadi dirinya sendiri. Sejak saat itu, Anya tidak lagi merasa seperti bayangan. Ia merasa hidup, penuh dengan energi dan semangat. Ia menemukan kepingan puzzle yang hilang, dan ia menyadari bahwa kekuatan sejati terletak di dalam dirinya sendiri, bukan di bayangannya.