Peran Pemeriksaan Clavicula dalam Diagnosa Fraktur Tulang Selangka
Pemeriksaan clavicula merupakan tahapan krusial dalam mendiagnosis fraktur tulang selangka. Tulang selangka, atau klavikula, adalah tulang yang menghubungkan lengan atas ke tubuh manusia. Letaknya yang terekspos membuat tulang ini rentan terhadap cedera, terutama akibat jatuh atau benturan langsung. Fraktur clavicula merupakan kondisi yang umum terjadi, terhitung sekitar 5% dari seluruh kasus patah tulang.
Signifikansi Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik memegang peranan penting dalam mendiagnosis fraktur clavicula. Dokter akan memeriksa secara visual area cedera, mencari tanda-tanda seperti pembengkakan, memar, atau deformitas. Palpasi atau perabaan pada area clavicula membantu mengidentifikasi titik nyeri tekan, krepitus (sensasi gemeretak tulang), atau pergeseran tulang. Rentang gerak bahu juga akan dievaluasi, keterbatasan gerak dapat mengindikasikan fraktur clavicula.
Peran Pemeriksaan Pencitraan
Meskipun pemeriksaan fisik memberikan informasi awal yang penting, pemeriksaan pencitraan mutlak diperlukan untuk konfirmasi diagnosis fraktur clavicula dan menentukan tingkat keparahannya.
Radiografi: Standar Utama
Radiografi, khususnya foto Rontgen, merupakan pemeriksaan pencitraan standar untuk mendiagnosis fraktur clavicula. Prosedur ini membantu memvisualisasikan tulang clavicula, mengidentifikasi garis fraktur, dan menentukan jenis serta lokasi fraktur. Informasi ini sangat penting dalam menentukan rencana perawatan yang tepat.
Pemeriksaan Pencitraan Tingkat Lanjut
Pada kasus-kasus kompleks, seperti fraktur clavicula yang melibatkan pembuluh darah atau saraf di sekitarnya, pemeriksaan pencitraan tingkat lanjut dapat dipertimbangkan. CT scan memberikan gambaran tiga dimensi tulang clavicula dan struktur sekitarnya, memungkinkan dokter untuk mengevaluasi fraktur yang kompleks dan merencanakan pembedahan jika diperlukan. MRI scan dapat digunakan untuk menilai cedera jaringan lunak di sekitar fraktur clavicula, seperti ligamen atau tendon.
Pemeriksaan clavicula, yang meliputi pemeriksaan fisik dan pencitraan, memainkan peran penting dalam diagnosis fraktur tulang selangka. Melalui pemeriksaan fisik, dokter dapat mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala awal fraktur. Pemeriksaan pencitraan, terutama radiografi, mengonfirmasi diagnosis dan memberikan informasi detail tentang fraktur. Data yang diperoleh dari pemeriksaan clavicula ini memungkinkan dokter untuk menentukan strategi perawatan yang optimal, yang berkisar dari metode konservatif hingga intervensi bedah, sehingga membantu proses penyembuhan pasien dan pemulihan fungsional secara maksimal.