Pentingnya Penggunaan Bahasa Aceh di Perkantoran
Bahasa daerah memiliki peran penting dalam mempertahankan identitas budaya suatu daerah. Di Aceh, bahasa Aceh merupakan salah satu aset budaya yang perlu dilestarikan dan dijunjung tinggi. Oleh karena itu, penjabat Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, mengeluarkan Instruksi Gubernur (Ingub) yang mewajibkan penggunaan bahasa Aceh setiap hari Kamis di perkantoran. Keputusan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Anggota Komisi X DPR RI, Hj Illiza Saaduddin Djamal. Bunda Illiza menyambut baik keputusan tersebut dan menyatakan pentingnya penggunaan bahasa Aceh di lingkungan perkantoran. Bahasa Aceh tidak hanya menjadi identitas diri, tetapi juga merupakan warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Selain itu, penggunaan bahasa Aceh juga dapat diajarkan kepada generasi muda sebagai upaya memperkuat identitas budaya mereka. Dalam implementasinya, Pemerintah Aceh telah melakukan koordinasi dengan Balai Bahasa Aceh untuk memperkuat penggunaan bahasa Aceh di perkantoran. Hal ini juga didukung oleh hasil riset yang telah dilakukan. Selanjutnya, Bunda Liza menekankan pentingnya peran Kabupaten/Kota dalam memperkuat dan menindaklanjuti kebijakan ini. Dalam konteks ini, political will dari pemerintah sangat penting untuk memastikan keberhasilan implementasi kebijakan ini. Seluruh pemrintah di Kabupaten/Kota harus komitmen dalam mengikuti kebijakan ini. Dengan demikian, penggunaan bahasa Aceh di perkantoran dapat menjadi langkah nyata dalam melestarikan budaya Aceh. Dalam kesimpulannya, penggunaan bahasa Aceh di perkantoran merupakan langkah penting dalam mempertahankan identitas budaya Aceh. Keputusan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam melestarikan bahasa daerah mereka. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan generasi muda dapat terus belajar dan mengembangkan bahasa dan sastra Aceh sebagai identitas diri mereka.