Memahami Kemiskinan: Perspektif Etimologi, Islam, dan Empat Bentukny
Pendahuluan: Kemiskinan adalah masalah global yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi etimologi kemiskinan, perspektif Islam, dan empat bentuk kemiskinan yang berbeda. Bagian 1: Etimologi Kemiskinan Kemiskinan secara etimologial dari kata "miskin," yang berarti "serba kekurangan dan tidak memiliki harta benda yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup." Badan Pusat Statistik mendefinisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan individu atau kelompok masyarakat untuk memenuhi kebutuhan minimum, baik dalam bentukan atau kebutuhan lainnya. Pendekatan ini biasa disebut sebagai garis kemiskinan (proverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold) (Eugenius Avelino Kari, 2019). Bagian 2: Perspektif Islam tentang Kemiskinan Menurut Shiraji, kemiskinan adalah keadaan di mana seseorang tidak memiliki cukup sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang nyaman, baik dari segi ekonomi, sosial, psikologi, maupun dimensi spiritual. Menurut Al-Ghazali, kemiskinan adalah keadaan di mana seseorang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi apa yang mereka butuhkan secara mendasar. Kemiskinan dalam perspektif Islam dikategorikan menjadi dua golongan: fakir dan miskin. Fakir adalah keadaan di mana seseorang sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan mereka, seperti atau orang lanjut usia. Miskin adalah kondisi di mana seseorang memiliki kemampuan untuk mencari nafkah tetapi pendapatan mereka masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Bagian 3: Empat Bentuk Kemiskinan Kemiskinan dapat dibedakan menjadi empat bentuk: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan kultural, dan kemiskinan struktural. * Kemiskinan absolut ditandai dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan atau tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar. * Kemiskinan relatif ditandai dengan pengaruh kebijakan pembangunan yang belum sepenuhnya merata. * Kemiskinan kultural ditandai dengan faktor-faktor seperti malas, boros, dan tidak kreatif. * Kemiskinan struktural ditandai dengan rendahnya akses sumber daya dalam sistem sosial, budaya, atau politik yang tidak memihak pada pembebasan kemiskinan, tetapi malah memperburuk kemiskinan. Kesimpulan: Kemiskinan adalah masalah kompleks yang mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia. Dengan memahami etimologi, perspektif Islam, dan empat bentuk kemiskinan, kita dapat bekerja menuju solusi yang lebih baik untukasi kemiskinan dan mempromosikan kesejahteraan bagi semua orang.