Pengaruh Padma Asta Dala dalam Arsitektur Candi di Jawa Tengah
Padma Asta Dala, diagram kosmologi berbentuk bunga lotus dengan delapan kelopak, memegang peranan penting dalam arsitektur candi di Jawa Tengah. Keberadaannya bukan sekadar ornamen, melainkan cerminan konsepsi ruang dan waktu yang sakral. Pengaruhnya terukir indah pada denah, relief, hingga arca-arca yang menghiasi candi.
Manifestasi Makrokosmos dalam Mikrokosmos
Arsitektur candi di Jawa Tengah seringkali merepresentasikan Gunung Meru, tempat bersemayamnya para dewa, sebagai pusat semesta. Padma Asta Dala, dengan delapan arah mata anginnya, memperkuat konsep ini. Denah candi yang berbentuk mandala, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, mencerminkan Padma Asta Dala sebagai peta makrokosmos. Setiap penjuru mata angin memiliki makna dan elemennya sendiri, yang diwujudkan dalam relief, arca, atau struktur bangunan.
Simbolisme Delapan Penjuru Angin
Delapan kelopak Padma Asta Dala melambangkan delapan penjuru mata angin, yang masing-masing memiliki dewata dan atributnya. Keberadaan arca-arca dewata di relung-relung candi, seperti Durga di timur, Agni di selatan, dan Kubera di utara, menegaskan pengaruh Padma Asta Dala dalam penempatan elemen arsitektur. Hal ini menunjukkan bahwa candi tidak hanya dibangun berdasarkan estetika, tetapi juga perhitungan kosmologi yang rumit.
Perjalanan Spiritual Menuju Pencerahan
Padma Asta Dala juga menjadi metafora perjalanan spiritual manusia menuju pencerahan. Delapan kelopaknya dapat dimaknai sebagai tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan. Relief-relief yang terukir di dinding candi, seperti kisah Ramayana di Candi Prambanan, seringkali menggambarkan perjuangan manusia melawan kejahatan dalam dirinya untuk mencapai moksa.
Keharmonisan Alam dan Semesta
Konsep Padma Asta Dala dalam arsitektur candi di Jawa Tengah mencerminkan keyakinan masyarakat Jawa kuno akan pentingnya menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan semesta. Candi, sebagai representasi mikrokosmos, dibangun dengan memperhatikan keselarasan dengan alam sekitar. Hal ini terlihat dari pemilihan lokasi candi yang umumnya berada di dataran tinggi atau dekat sumber air, serta penggunaan material alam seperti batu andesit.
Pengaruh Padma Asta Dala dalam arsitektur candi di Jawa Tengah menunjukkan betapa luhurnya nilai-nilai spiritual dan kosmologi yang dianut oleh nenek moyang. Candi bukan hanya bangunan megah, melainkan juga kitab pengetahuan yang sarat makna. Melalui simbolisme Padma Asta Dala, candi menjadi cerminan alam semesta dan perjalanan manusia menuju pencerahan.