Matius 12:1-8: Mengapa Yesus Membenarkan Perbuatan Murid-Muridnya? **
Matius 12:1-8 menceritakan tentang Yesus dan murid-muridnya yang sedang berjalan melalui ladang gandum pada hari Sabat. Murid-murid Yesus merasa lapar dan mulai memetik bulir gandum untuk dimakan. Para Farisi, yang melihat hal ini, menuduh Yesus dan murid-muridnya melanggar hukum Sabat. Yesus membela murid-muridnya dengan mengatakan bahwa mereka tidak melanggar hukum Sabat karena mereka melakukan apa yang diperbolehkan oleh Daud dan para pengikutnya. Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan penting: Mengapa Yesus membenarkan perbuatan murid-muridnya? Sudut Pandang: Peristiwa ini menunjukkan bahwa Yesus tidak hanya peduli dengan hukum, tetapi juga dengan kebutuhan manusia. Yesus memahami bahwa hukum Sabat dibuat untuk kebaikan manusia, bukan untuk menjadi beban. Dalam kasus ini, murid-murid Yesus lapar dan membutuhkan makanan. Yesus memahami kebutuhan mereka dan membenarkan tindakan mereka karena mereka bertindak sesuai dengan kebutuhan dasar mereka. Argumen: * Kasih dan belas kasihan: Yesus selalu menunjukkan kasih dan belas kasihan kepada orang-orang di sekitarnya. Dalam kasus ini, Yesus menunjukkan kasih dan belas kasihan kepada murid-muridnya dengan membenarkan tindakan mereka. * Kebutuhan manusia: Yesus memahami bahwa kebutuhan manusia lebih penting daripada hukum yang kaku. Dalam kasus ini, kebutuhan murid-murid Yesus untuk makan lebih penting daripada hukum Sabat. * Tujuan hukum: Yesus mengajarkan bahwa tujuan hukum adalah untuk kebaikan manusia. Dalam kasus ini, hukum Sabat dibuat untuk kebaikan manusia, tetapi dalam situasi ini, hukum tersebut menjadi beban bagi murid-murid Yesus. Kesimpulan: Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa hukum harus ditafsirkan dengan bijaksana dan dengan mempertimbangkan kebutuhan manusia. Yesus menunjukkan kepada kita bahwa kasih dan belas kasihan lebih penting daripada hukum yang kaku. Kita harus selalu berusaha untuk memahami tujuan hukum dan bertindak sesuai dengan kebutuhan manusia. Wawasan:** Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa Tuhan peduli dengan kebutuhan kita dan bahwa Dia selalu siap untuk membantu kita. Kita tidak perlu takut untuk meminta bantuan kepada Tuhan, bahkan ketika kita merasa bahwa kita telah melanggar hukum. Tuhan selalu siap untuk mengampuni dan memberikan kita kesempatan baru.