Kisah Peter: Seorang Pembunuh yang Tersembunyi
<br/ >Peter adalah seorang remaja tampan yang sangat populer di sekolahnya. Dia memiliki banyak penggemar di kalangan gadis, dan banyak yang bercanda bahwa dia adalah "pria yang sempurna." Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Peter memiliki rahasia gelap: dia adalah pembunuh kelas A. <br/ >Peter telah menyembunyikan identitasnya sebagai pembunuh selama bertahun-tahun, menahan diri dari membunuh orang lain. Dia telah mengambil kehidupan beberapa orang, tetapi tidak pernah merasa puas dengan tindakan-tindakan itu. Dia merasa bersalah dan tidak pernah bisa melupakan apa yang telah dilakukannya. <br/ >Suatu hari, Peter bertemu dengan Cattleya, seorang gadis yang sangat cantik dan cerdas. Dia langsung terpesona olehnya dan tahu bahwa dia harus memiliki dia. Peter mulai mengikuti Cattleya, mengamati setiap langkahnya, dan menunggu saat yang tepat untuk menyerang. <br/ >Akhirnya, hari itu tiba. Peter menunggu sampai Cattleya sendirian di taman sekolah, dan dia menyerangnya dengan kekerasan. Cattleya bertahan, tetapi Peter tidak bisa menahan diri dari merasa puas dengan tindakan-tindakan itu. <br/ >Tetapi ketika Peter melihat Cattleya terbaring di tanah, dia mulai merasa bersalah. Dia tahu bahwa dia telah melakukan sesuatu yang sangat salah, dan dia tidak bisa melihat dirinya sendiri sebagai pembunuh lagi. Dia memutuskan untuk berhenti membunuh dan mencari bantuan. <br/ >Peter mencari bantuan dari seorang terapis, dan dia mulai bekerja melalui masalah-masalahnya. Dia belajar untuk menghadapi rasa bersalah dan menemukan cara untuk mengatasi kekerasan yang telah dilakukannya. Dia tidak pernah melupakan apa yang telah dilakukannya, tetapi dia tahu bahwa dia telah melakukan yang terbaik untuk memperbaiki dirinya sendiri. <br/ >Pada akhirnya, Peter menemukan kedamaian dan kebahagiaan. Dia tidak lagi menjadi pembunuh, dan dia telah menemukan cara untuk menghadapi masa lalunya dengan cara yang sehat. Dia telah belajar bahwa tidak ada yang tidak bisa diperbaiki, dan bahwa dia bisa menemukan kebahagiaan bahkan dari kekerasan yang telah dilakukannya.