Menjadi Teladan: Sebuah Refleksi dari Kisah Rahma ##
Anekdot tentang Rahma menggambarkan pentingnya konsistensi dalam bersikap dan bertindak, terutama bagi seorang pemimpin atau panutan. Rahma, yang dengan tegas menasihati murid-muridnya untuk menghargai waktu dan tidak membuangnya dengan sia-sia, justru terlambat pulang dari acara ulang tahun temannya. Perilaku Rahma yang tidak konsisten ini menimbulkan pertanyaan: bagaimana seseorang dapat menjadi teladan yang baik jika dirinya sendiri tidak menjalankan apa yang diajarkan? Kisah ini mengajarkan kita bahwa menjadi teladan bukan hanya tentang memberikan nasihat, tetapi juga tentang menunjukkan contoh yang baik. Rahma mungkin memiliki niat baik dalam membimbing murid-muridnya, namun tindakannya yang tidak sesuai dengan nasihatnya sendiri justru mengikis kredibilitasnya. Sebagai seorang pemimpin, kita harus selalu berusaha untuk menjadi contoh yang baik bagi orang-orang yang kita pimpin. Kita harus konsisten dalam bersikap dan bertindak, dan selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan begitu, kita dapat menjadi teladan yang menginspirasi dan memotivasi orang-orang di sekitar kita. Refleksi: Kisah Rahma mengingatkan kita bahwa menjadi teladan bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang tindakan. Kita harus selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang konsisten dan berintegritas, agar dapat menjadi panutan yang baik bagi orang-orang di sekitar kita.