Mencari Jawaban atas Pertanyaan "Kenapa Allah Ada?
Pada suatu hari, saat para siswa sedang mengikuti kegiatan zikir di sekolah, seorang siswa bernama Akbar merasa terpanggil untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang selalu menghantuinya. Dia bertanya pada temannya, "Kenapa kita ada? Kenapa Tuhan menciptakan kita?" Namun, temannya hanya memberikan jawaban yang sederhana, bahwa mereka ada karena dilahirkan oleh orangtua mereka, dan orangtua mereka ada karena dilahirkan oleh orangtua mereka, dan seterusnya. Namun, pertanyaan Akbar tidak terjawab sepenuhnya. Akbar merasa frustrasi karena tidak puas dengan jawaban temannya. Dia ingin tahu lebih dalam tentang asal-usul kehidupan dan mengapa Tuhan menciptakan segala sesuatu. Namun, ketika dia mencoba mengajukan pertanyaan ini kepada temannya, dia mendapatkan respon yang negatif. Temannya marah dan mengintimidasi Akbar, bahkan menuduhnya tidak percaya kepada Tuhan. Padahal, sebenarnya Akbar hanya penasaran dan ingin memahami lebih dalam tentang penciptaan dan keberadaan Tuhan. Setelah mendapat perlakuan yang tidak adil dari temannya, Akbar merasa terpukul dan pergi ke wastafel sekolah untuk mencuci mukanya. Dia mencoba menyembunyikan tangisannya, tetapi dalam hatinya, pertanyaan-pertanyaan itu masih terus menghantuinya. Apakah dia menjadi jahat hanya karena bertanya "Kenapa Allah itu ada?" Akbar menyadari bahwa mencari jawaban atas pertanyaan ini adalah haknya sebagai manusia yang memiliki akal dan rasa ingin tahu. Dia tidak bermaksud untuk menghina Tuhan atau meragukan keberadaan-Nya. Sebaliknya, dia ingin memperdalam pemahamannya tentang penciptaan dan keberadaan Tuhan. Dalam perjalanan pencariannya, Akbar menyadari bahwa jawaban atas pertanyaan ini mungkin tidak akan pernah sepenuhnya terungkap. Namun, dia belajar untuk menerima bahwa ada hal-hal yang melebihi pemahaman manusia. Dia belajar untuk menghormati perbedaan pendapat dan keyakinan orang lain, sambil tetap menjaga semangat penelitiannya. Akbar menyadari bahwa mencari jawaban atas pertanyaan ini adalah perjalanan spiritual yang pribadi. Dia belajar untuk menghargai keberagaman keyakinan dan menghormati hak setiap individu untuk memiliki pandangan mereka sendiri tentang Tuhan dan penciptaan. Dalam perjalanan hidupnya, Akbar belajar bahwa pertanyaan-pertanyaan ini adalah bagian dari eksplorasi spiritual yang tak terbatas. Meskipun mungkin tidak ada jawaban yang pasti, proses mencari jawaban itu sendiri adalah sebuah pengalaman berharga yang membantu Akbar tumbuh dan berkembang sebagai individu yang lebih bijaksana dan penuh pengertian. Dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang sulit tentang keberadaan Tuhan, Akbar belajar untuk tetap terbuka dan rendah hati. Dia menyadari bahwa kebenaran sejati mungkin tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh akal manusia yang terbatas. Namun, dia tetap berkomitmen untuk terus mencari pemahaman yang lebih dalam tentang Tuhan dan keberadaan-Nya, sambil tetap menghormati perbedaan dan menjaga semangat penelitiannya. Dalam perjalanan hidupnya, Akbar belajar bahwa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sulit tentang keberadaan Tuhan adalah sebuah perjalanan yang tak berujung. Meskipun mungkin tidak ada jawaban yang pasti, proses pencarian itu sendiri adalah sebuah pengalaman berharga yang membantu Akbar tumbuh dan berkembang sebagai individu yang lebih bijaksana dan penuh pengertian.