Transisi Demokrasi dan Kedekatan Militer dengan Kekuasaan Politik di Indonesi
Transisi demokrasi di Indonesia pasca-1999 memang menandai berakhirnya dwifungsi ABRI, menghilangkan keterlibatan langsung militer dalam politik praktis. Namun, kedekatan antara personel militer (aktif maupun purnawirawan) dengan kekuasaan politik tetap terlihat. Fenomena ini, terlihat dari banyaknya perwira yang pensiun dini untuk terjun ke politik elektoral atau menduduki posisi strategis di pemerintahan, menunjukkan sebuah kompleksitas yang perlu dikaji. Salah satu faktor penyebabnya adalah warisan sejarah panjang keterlibatan militer dalam politik. Selama Orde Baru, militer memiliki peran dominan dalam pemerintahan dan politik. Hal ini menanamkan budaya dan jaringan politik yang kuat di kalangan perwira. Meskipun dwifungsi dihapus, jaringan dan pengalaman politik tersebut tidak serta-merta hilang. Para perwira, yang terbiasa dengan kekuasaan dan pengaruh, memiliki modal sosial dan keahlian yang memungkinkan mereka untuk tetap relevan dalam kancah politik pasca-reformasi. Selain itu, nilai-nilai moral dan etika yang ditanamkan selama masa pelatihan militer, yang sebagian besar berfokus pada hierarki, kepatuhan, dan loyalitas, tidak selalu selaras dengan nilai-nilai demokrasi yang menekankan partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan antara nilai-nilai yang dianut oleh militer dan tuntutan demokrasi. Akibatnya, beberapa perwira mungkin merasa lebih nyaman beroperasi dalam sistem yang lebih hierarkis dan terstruktur, meskipun hal itu berarti berada di luar institusi militer. Kesimpulannya, kedekatan personel militer dengan kekuasaan politik pasca-1999 merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh sejarah panjang keterlibatan militer dalam politik, jaringan sosial yang telah terbangun, dan potensi ketidaksesuaian antara nilai-nilai militer dengan nilai-nilai demokrasi. Tantangan ke depan adalah bagaimana menyeimbangkan peran profesional militer dengan partisipasi politik yang demokratis dan bertanggung jawab. Proses pembentukan nilai-nilai demokrasi yang kuat di kalangan personel militer merupakan langkah penting untuk menciptakan hubungan sipil-militer yang sehat dan menguatkan demokrasi Indonesia. (Referensi: UT BMP ISI4213/Modul 7 SISTEM POLITIK INDONESIA)