Kehidupan Spiritual di Balik Tembok: Mengungkap Simbolisme Candi di Pusat Kerajaan Majapahit
Kehidupan spiritual di balik tembok kerajaan Majapahit adalah sebuah misteri yang menarik untuk diungkap. Candi-candi yang berdiri megah di pusat kerajaan ini bukan sekedar bangunan fisik, melainkan simbolisme yang mendalam tentang kepercayaan dan filosofi hidup masyarakat Majapahit. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang makna simbolis candi-candi ini dan bagaimana mereka mencerminkan kehidupan spiritual masyarakat Majapahit.
Candi Sebagai Pintu Menuju Dunia Spiritual
Candi di pusat kerajaan Majapahit bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai pintu menuju dunia spiritual. Struktur candi yang unik dengan tangga-tangga yang mengarah ke atas melambangkan perjalanan spiritual menuju dunia yang lebih tinggi. Ini mencerminkan keyakinan masyarakat Majapahit bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara dan tujuan sejati adalah mencapai dunia spiritual.
Simbolisme dalam Arsitektur Candi
Arsitektur candi di pusat kerajaan Majapahit juga penuh dengan simbolisme. Misalnya, relief pada dinding candi yang menggambarkan berbagai adegan dari epos Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata. Ini menunjukkan pengaruh kuat agama Hindu dalam kehidupan spiritual masyarakat Majapahit. Selain itu, bentuk candi yang menyerupai gunung juga melambangkan Gunung Meru, gunung suci dalam mitologi Hindu dan Buddha yang dianggap sebagai pusat alam semesta.
Candi sebagai Tempat Pemujaan dan Meditasi
Candi di pusat kerajaan Majapahit juga berfungsi sebagai tempat pemujaan dan meditasi. Di dalam candi, terdapat ruang-ruang suci yang digunakan untuk melakukan ritual dan meditasi. Ini mencerminkan kepercayaan masyarakat Majapahit bahwa meditasi adalah cara untuk mencapai pencerahan dan kesadaran spiritual yang lebih tinggi.
Candi sebagai Representasi Kosmologi Majapahit
Selain itu, candi di pusat kerajaan Majapahit juga merepresentasikan kosmologi Majapahit. Struktur candi yang terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, badan, dan atap, melambangkan konsep Tri Bhuana dalam kosmologi Majapahit. Tri Bhuana terdiri dari Bhurloka (dunia bawah), Bhuvarloka (dunia tengah), dan Svarloka (dunia atas). Ini menunjukkan bahwa masyarakat Majapahit percaya pada adanya tiga lapisan dunia.
Dalam penutup, candi-candi di pusat kerajaan Majapahit bukan hanya bangunan fisik, melainkan simbolisme yang mendalam tentang kepercayaan dan filosofi hidup masyarakat Majapahit. Mereka mencerminkan kehidupan spiritual masyarakat Majapahit yang kaya dan kompleks, serta keyakinan mereka tentang dunia spiritual dan kosmologi. Dengan demikian, candi-candi ini bukan hanya peninggalan sejarah, melainkan juga jendela ke dalam jiwa dan pikiran masyarakat Majapahit.