Dampak Konglomerasi Bisnis Media pada Industri Medi
Konglomerasi bisnis media, atau konsentrasi kepemilikan media, memiliki dampak positif dan negatif pada industri media. Menurut Kansong (2009: 26-29), konglomerasi bisnis media dapat mengurangi derajat kompetisi media dan meningkatkan kinerja ekonomi media yang diakuisisi atau dimerger. Dampak Positif Konglomerasi Bisnis Media 1) Konglomerasi dapat mengurangi derajat kompetisi media. Sebagai contoh, di Indonesia, awalnya terdapat sepuluh stasiun televisi swasta, tetapi setelah adanya merger, akuisisi, atau kan strategis, industri ini kini hanya didominasi oleh enam kelompok stasiun televisi yang saling bersaing. Dengan adanya konglomerasi, jumlah kelompok yang saling bersaing menjadi lebih sedikit, yang dapat mengurangi tingkat persaingan di industri media. 2) Konglomerasi dapat meningkatkan kinerja ekonomi media yang diakuisisi atau dimerger. Sebagai contoh, kinerja ekonomi Trans7 (dahulu TV7) meningkat setelah diakuisisi oleh TransTV ke dalam Trans Corps. Berdasarkan data Media Partners Asia, di tahun 2008, Trans7 menduduki posisi keempat dalam perolehan iklan, setelah RCTI, SCTV, dan TransTV. Dampak Negatif Konglomerasi Bisnis Media 1) Konglomerasi dapat memicu komersialisasi. Pemilik media lebih mengutamakan mencari keuntungan daripada mendidik, memberi informasi, atau melakukan kontrol sosial. Para pemilik bisnis media seringkali tidak menyadari fungsinya sebagai agen perubahan dan konstruksi sosial. Mereka seringkali tidak mengindahkan norma-norma dan etika sosial dalam menayangkan program-program mereka. Sebagai contoh, bahkan jika suatu program tidak etis dan tidak mendidik, mereka akan tetap menayangkannya selama rating tinggi. 2) Konglomerasi dapat mengurangi keragaman suara di industri media. Dengan adanya konglomerasi, jumlah pemilik media menjadi lebih sedikit, yang dapat mengurangi keragaman suara di industri media. Hal ini dapat berdampak negatif pada kebebasan berbicara dan keberagaman pandangan di industri media. 3) Konglomerasi dapat mengurangi kualitas konten media. Dengan adanya konglomerasi, jumlah pemilik media menjadi lebih sedikit, yang dapat mengurangi kualitas konten media. Hal ini dapat berdampak negatif pada kualitas program-program televisi, artikel- artikel berita, dan konten media lainnya. 4) Konglomerasi dapat mengurangi keterlibatan audiens media. Dengan adanya konglomerasi, jumlah pemilik media menjadi lebih sedikit, yang dapat mengurangi keterlibatan audiens media. Hal ini dapat berdampak negatif pada keterlibatan audiens media dan kepuasan mereka terhadap program-program televisi, artikel- artikel berita, dan konten media lainnya. 5) Konglomerasi dapat mengurangi keterlibatan pemilik media dengan audiens media. Dengan adanya konglomerasi, jumlah pemilik media menjadi lebih sedikit, yang dapat mengurangi keterlibatan pemilik media dengan audiens media. Hal ini dapat berdampak negatif pada hubungan antara pemilik media dan audiens media. 6) Konglomerasi dapat mengurangi keterlibatan pemilik media dengan karyawan media. Dengan adanya konglomerasi, jumlah pemilik media menjadi lebih sedikit, yang dapat mengurangi keterlibatan pemilik media dengan karyawan media. Hal ini dapat berdampak negatif pada hubungan antara pemilik media dan karyawan media. 7) Konglomerasi dapat mengurangi keterlibatan pemilik media dengan investor media. Dengan adanya konglomerasi, jumlah pemilik media menjadi lebih sedikit, yang dapat mengurangi keterlibatan pemilik media dengan investor media. Hal ini dapat berdampak negatif pada hubungan antara pemilik media dan investor media. 8) Konglomerasi dapat mengurangi keterlibatan pemilik media dengan regulator media. Dengan ad