Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila: Nilai dan Norma-Norma yang Mengikat
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekapraselya Pancakarsa) merupakan panduan dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi seluruh warga negara Indonesia, penyelenggara negara, serta lembaga kenegaraan dan kemasyarakatan. Instruksi Presiden yang mulai berlaku pada tanggal 13 April 1968 dan Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila menjelaskan pentingnya menghayati dan mengamalkan Pancasila secara bulat dan utuh. Pedoman ini mengandung nilai dan norma-norma yang menjadi landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terdapat 36 butir nilai dan norma yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, di antaranya adalah: 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa - Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, dengan dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. - Menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, untuk menciptakan kerukunan hidup. - Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. - Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. 2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab - Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antara sesama manusia. Kedua sila ini merupakan bagian dari Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila, penting untuk memahami nilai-nilai dan norma-norma yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Dengan mengikuti pedoman ini, diharapkan masyarakat Indonesia dapat hidup dalam keadilan sosial dan menjunjung tinggi nilai persatuan Indonesia. Penting untuk selalu mengingat dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menghayati dan mengamalkan Pancasila, kita dapat membangun masyarakat yang adil, beradab, dan harmonis.