Lelaki di bawah hujan kala itu
Ketika hujan turun dengan derasnya, seorang lelaki berjalan sendirian di tengah jalan yang sepi. Air hujan mengguyurinya dengan lembut, menciptakan melodi yang menenangkan di telinganya. Meskipun basah kuyup, lelaki itu tetap melangkah dengan langkah mantap, tanpa terburu-buru. Lelaki itu adalah Ahmad, seorang pekerja keras yang bekerja sebagai tukang bangunan. Setiap hari, dia bangun pagi-pagi sekali untuk pergi bekerja, tanpa mengenal lelah. Hujan atau panas, dia selalu siap untuk menghadapi tantangan yang ada di depannya. Kala itu, Ahmad sedang dalam perjalanan pulang setelah seharian bekerja di bawah terik matahari. Dia merasa lelah dan haus, tetapi tidak ada satu pun keluhan yang terlontar dari bibirnya. Dia tahu bahwa dia harus terus maju, tidak peduli seberapa sulitnya hidup. Saat Ahmad melangkah di bawah hujan, dia melihat seorang anak kecil yang berlari ke arahnya dengan senyum lebar di wajahnya. Anak itu menggenggam erat sebuah payung kecil, mencoba melindungi dirinya dari tetesan air hujan yang jatuh dengan derasnya. Ahmad tersenyum melihat keceriaan anak itu, dan tanpa ragu-ragu, dia mengulurkan tangannya untuk memberikan payungnya kepada anak itu. "Terima kasih, Pak!" seru anak itu dengan riang. Ahmad hanya mengangguk dan melanjutkan langkahnya. Dia tahu bahwa dia tidak membutuhkan payung untuk melindungi dirinya dari hujan. Baginya, hujan adalah bagian dari kehidupan yang harus dia terima dengan lapang dada. Saat Ahmad melanjutkan perjalanannya, dia melihat seorang wanita tua yang berjalan dengan susah payah di sampingnya. Wanita itu terlihat lelah dan kelelahan, tetapi dia tetap berusaha untuk terus maju. Ahmad merasa iba melihat kondisi wanita itu, dan tanpa berpikir panjang, dia mengulurkan tangannya untuk menawarkan bantuan. "Wanita tua, apakah Anda butuh bantuan?" tanya Ahmad dengan lembut. Wanita itu terkejut dan tersenyum. "Terima kasih, anak muda. Saya hanya butuh sedikit bantuan untuk mencapai rumah saya." Ahmad dengan sabar membantu wanita itu menyeberangi jalan yang licin karena hujan. Dia merasa bahagia bisa memberikan bantuan kepada orang lain, meskipun dia sendiri juga membutuhkan bantuan. Ketika Ahmad akhirnya sampai di rumah, dia merasa puas dengan apa yang telah dia lakukan hari itu. Meskipun dia basah kuyup dan lelah, dia tahu bahwa dia telah memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Baginya, kebahagiaan orang lain adalah kebahagiaannya sendiri. Dalam hidup ini, kita seringkali terjebak dalam rutinitas dan kesibukan kita sendiri. Namun, jika kita melihat dengan cermat, ada begitu banyak kesempatan untuk memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Seperti Ahmad, kita bisa menjadi seseorang yang berarti dalam hidup orang lain, meskipun hanya dengan tindakan kecil. Jadi, mari kita belajar dari Ahmad, lelaki di bawah hujan kala itu. Mari kita menjadi orang yang peduli dan siap membantu orang lain, tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Karena pada akhirnya, kebahagiaan yang kita berikan kepada orang lain adalah kebahagiaan yang akan kembali kepada kita.