Suatu Malam di Tanah Lapang
Suatu malam di tanah lapang, sebuah pertempuran sengit sedang berlangsung. Suasana riuh rendah terdengar di antara para pejuang yang bersemangat. Mereka berteriak-teriak dengan penuh semangat, "Kita menang! Kita menang weehhh!! Akhirnya dapat nasi kotaakk!!" Namun, di tengah kegembiraan tersebut, ada percakapan menarik yang terjadi antara dua orang pejuang. "Gila! Si Qila! Beneran bisa ngalahin Bos Ravegar! Lo liat tadi nggak itu si Kutar? Dia langsung pipis di celana pas si Qila sleding otong-nya sampe kayang!" ujar salah satu dari mereka dengan penuh kekaguman. Tak lama kemudian, seorang pria remaja-dewasa yang berambut pendek seperti cogant oppa-oppa koriyah muncul. Panggil saja Jipu, dia terlihat garang dan bersemangat. "Hah?! Beneran? Mana-mana? Kok gue nggak lihat?!" serunya dengan penuh keheranan. Namun, Jipu segera menghentikan percakapan mereka dengan keras. "Plaakk!! Kalian ngoceh apa sih?! Nih tawuran belum selesai malah bahas otong terbang! Pasukan di timur masih belum nyerah! Kita belum menang! Si Kutar juga belum nyerah! Cepat! Tambah pasukan ke sini! Malam ini kita harus menang biar bisa makan seblak!" teriaknya dengan penuh semangat. Dalam pertempuran ini, keberanian dan semangat para pejuang sangat terlihat. Mereka berjuang dengan gigih untuk mencapai kemenangan. Meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, mereka tidak menyerah. Mereka bertekad untuk memenangkan pertempuran ini agar bisa menikmati makanan yang mereka idamkan, seblak. Suatu malam di tanah lapang ini menjadi bukti bahwa semangat dan keberanian dapat mengalahkan segala rintangan. Para pejuang ini adalah contoh nyata bahwa dengan tekad yang kuat, kita dapat mencapai apa pun yang kita inginkan.